Rabu 26 May 2021 19:45 WIB

Kardinal Myanmar Minta Serangan ke Tempat Ibadah Diakhiri

Konflik antara tentara dan pihak yang menentang aturan militer meningkat di Myanmar.

 Para pengunjuk rasa memberi hormat tiga jari saat mereka membawa bendera serikat mahasiswa selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.
Foto: EPA/STRINGER
Para pengunjuk rasa memberi hormat tiga jari saat mereka membawa bendera serikat mahasiswa selama protes terhadap kudeta militer di Mandalay, Myanmar, 21 Mei 2021.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Katolik Roma di Myanmar menyerukan agar serangan terhadap tempat-tempat ibadah diakhiri. "Dengan kesedihan dan rasa sakit yang luar biasa, kami mencatat penderitaan kami atas serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang mencari perlindungan di Gereja Hati Kudus, Kayanthayar," kata Kardinal Charles Maung Bo, yang merupakan Uskup Agung Yangon, dalam sebuah surat yang diunggah di Twitter.

Gereja di distrik Loikaw, ibu kota Negara Bagian Kayah yang berbatasan dengan Thailand, mengalami kerusakan parah selama serangan Ahad malam (23/5), kata Bo. Myanmar didominasi umat Buddha tetapi beberapa daerah termasuk Kayah memiliki komunitas Kristen yang besar.

Baca Juga

"Tindakan kekerasan, termasuk penembakan terus menerus, menggunakan senjata berat pada kelompok ketakutan yang sebagian besar terdiri dari perempuan dan anak-anak" telah menimbulkan korban," kata Bo.

"Ini harus dihentikan. Kami mohon kepada kalian semua ... mohon jangan meningkatkan perang," imbau dia.

Bo berkata bahwa gereja, rumah sakit, dan sekolah dilindungi selama konflik oleh konvensi internasional.D ia mengatakan serangan itu telah mendorong orang untuk melarikan diri ke hutan dengan lebih dari 20.000 orang mengungsi dan sangat membutuhkan makanan, obat-obatan, dan peralatan kebersihan.

Konflik antara tentara dan pihak yang menentang aturan militer telah meningkat dalam beberapa hari terakhir di Myanmar timur dekat perbatasan negara bagian Shan dan Kayah, dengan puluhan pasukan keamanan dan pejuang lokal tewas, menurut penduduk dan laporan media. Ribuan warga sipil juga telah meninggalkan rumah mereka akibat pertempuran tersebut dan juga menderita korban jiwa.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement