Selasa 25 May 2021 05:30 WIB

Pengakuan Mengejutkan Aktivis Kristen Amerika Soal Hamas

Aktivis Kristen Amerika Serikat di Palestina punya kesan tersendiri soal Hamas

Rep: Ferry Kisihandi/ Yeyen Rostiani/ Red: Nashih Nashrullah
Anggota Brigade Izuddin Al Qassam Hamas berfoto dengan warga di Kota Gaza, Jalur Gaza Palestina.
Foto: Mohamed Saber/EPA EFE
Anggota Brigade Izuddin Al Qassam Hamas berfoto dengan warga di Kota Gaza, Jalur Gaza Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Arthur G Gish atau akrab disapa Art, memang penganut Kristiani. Ia juga warga negara Amerika Serikat. Tapi, sejak 1995, petani organik ini menghabiskan waktu beberapa bulan setiap tahunnya di Palestina. Bersama timnya, Christian Peacemaker Teams (CPT), Art menjadi aktivis perdamaian.

Baru-baru ini, pengalamannya di Palestina itu dituangkan dalam buku berjudul Hebron Journal. Republika berkesempatan berbincang dengannya, Selasa (22/7), saat berkunjung ke Indonesia selama 10 hari, atas prakarsa Mizan. Berikut bagian terakhir wawancara dengan Art.

Apa pandangan Anda mengenai konflik internal Fatah dan Hamas?

Itu hal yang sangat sulit dan menjadi hambatan. Namun, hal lain yang saya pahami, masalah itu diciptakan oleh orang-orang di luar Palestina. Israel telah melakukan banyak hal terkait Hamas. Israel berharap Hamas yang punya senjata saling berperang dengan Fatah.

Israel yang menciptakan konflik Hamas dan Fatah. Dua tahun lalu, Hamas menang pemilu dan tak ada yang meragukan bahwa pemilu jujur dan adil. Namun, tak lama, Israel dan AS menghancurkan pemerintahan yang dibentuk Hamas. Seluruh bantuan keuang an dihentikan karena pemerintahan dijalankan Hamas. Dan, akhirnya, kita melihat Fatah dan Hamas saling bertentangan.

Bagaimana pandangan Anda tentang Hamas? Sebagian kalangan menyebut Hamas sebagai kelompok teroris?

Saya tak akan memanggil Hamas sebagai kelompok teroris. Saya seorang pasifis yang pantang melakukan keke rasan. Hamas memang memiliki sayap militer yang melakukan aksi. Namun, setahu saya, pengeboman dan bentuk kekerasan apa pun juga bertentangan dengan Islam. Menurut saya, Hamas sangat sedikit melakukan kekerasan. Dalam kegiatannya, sebagian besar justru Hamas melakukan hal yang tak terkait kekerasan. Mereka menjalankan rumah sakit, klinik, memberi bantuan makanan bagi yang kelaparan, dan mereka memiliki integritas.

Kemenangan Hamas pada pemilu dua tahun lalu...

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement