Ahad 23 May 2021 08:31 WIB

Tata Penjualan Produk UMKM, Pemkot Surabaya Siapkan Aplikasi

Sistem aplikasi akan menghubungkan UMKM dengan OPD di Pemkot Surabaya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja mengemas seragam sekolah di sebuah konveksi di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/4/2021). Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp184,83 triliun dari alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada tahun 2021 sebesar Rp699,43 triliun.
Foto: Didik Suhartono/ANTARA
Pekerja mengemas seragam sekolah di sebuah konveksi di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/4/2021). Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp184,83 triliun dari alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada tahun 2021 sebesar Rp699,43 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak pelaku UMKM untuk terus bangkit, sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian kota. Apalagi, kata dia, salah satu ujung tombak perekonomian Kota Surabaya adalah UMKM.

Eri berjanji akan membuatkan sistem berbasis aplikasi untuk pemerataan penjualan produk UMKM, khususnya di lingkup Pemkot Surabaya. Sistem yang dibuat akan menghubungkan seluruh pelaku UMKM dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Surabaya.

"Sehingga nanti terlihat UMKM mana saja yang seringkali dibeli oleh OPD. Agar lebih merata mana saja yang barangnya belum terjual,” kata Eri di Surabaya, Ahad (23/5).

Eri menjelaskan, dalam sistem tersebut OPD juga dapat memesan secara online produk apapun yang dijual pelaku UMKM. Eri pun mewajibkan pegawai di lingkup Pemkot Surabaya untuk membeli produk UMKM untuk memenuhi kebutuhan dinas. Seperti konsumsi untuk rapat, baju batik yang dikenakan setiap Kamis, dan sebagainya.

“Insya Allah ke depan pelajar akan mengenakan sepatu sekolah buatan UMKM. Kemudian seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) juga dijahitkan di UMKM. Sehingga semuanya dapat tersentuh,” ujarnya.

Eri juga meminta agar pelaku UMKM melaporkan omzetnya secara detail dan berkala setiap bulan. Laporan itu menjadi penting agar pendapatan yang diperoleh bisa merata untuk pelaku UMKM lainnya. 

"Contoh UMKM A pendapatannya di Bulan Juni sekian, kemudian UMKM B dinilai sangat kecil. Maka kita akan support yang belum laku itu agar terjual semuanya,” kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement