Kamis 20 May 2021 05:54 WIB

Israel Gali Terowongan Al Aqsa, Hasilnya Justru Mengejutkan

Israel mengklaim Masjid Al Aqsa sebagai situs suci mereka sediri

Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina.
Foto: Oded Balilty/AP
Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina.

Oleh : Direktur Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta dan Sekjen OIAA, KH Dr Muchlis M Hanafi

REPUBLIKA.CO.ID,  Sejak menduduki Palestina 1948 sampai sekarang, Israel selalu berupaya memutus mata rantai sejarah dan mengubah identitas kota Yerusalem. Setiap yang berbau Arab dan Islam berusaha dihilangkan.

Tidak cukup hanya dengan menghancurkan rumah-rumah dan mengusir penduduknya, tetapi mereka berusaha mengubah tempat-tempat bersejarah yang lekat dengan Arab dan Islam, sehingga Yerusalem akan berubah wajah yang tidak dikenali lagi oleh penduduk aslinya. 

Dengan langkah-langkah sistematis otoritas pendudukan Israel mengusir penduduk Palestina dari kampung halaman mereka, merampas tanah dan harta benda milik mereka, menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat bersejarah Islam, menguasai tanah-tanah wakaf, membuat regulasi yang tidak memungkinkan orang-orang Arab untuk membangun rumah di kota dan membatasi perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain. 

Aktivitas di Masjid Al Aqsa juga sangat dibatasi. Sejumlah aturan dibuat yang melarang sholat dan kumandang azan di kota. Kompleks Masjid  Al Aqsa ditutup di pagi hari saat ibadah Yahudi berlangsung. Pemuda di bawah usia 45 tahun dilarang memasuki kompleks Masjid Al Aqsa untuk sholat. Selain itu, penggalian besar-besaran terus berlangsung di bawah tanah Masjid Al Aqsa, dengan dalih mencari jejak haykal Sulaiman.

Padahal, tidak ada satu pun bukti arkeologi menunjukkan Temple Sulaiman ada di situ. UNESCO dan sejumlah ahli arkeologi menentang. Tapi, penggalian terus berlangsung. Bahkan, terowongan yang banyak itu sudah seperti kota di bawah tanah. Sekali guncangan gempa terjadi, Masjid Al Aqsa akan runtuh.   

William Dirambell, seperti dikutip Ahmad Sousah dalam bukunya Sejarah Arab dan Yahudi, mengomentari upaya penggalian otoritas Zionis dengan mengatakan, “menurut perkiraan banyak ahli, temple Sulaiman berada dekat pagar Masjid Qubbat Al Shakhrah. Penggalian pun dilakukan untuk mencari puing-puing kuil Sulaiman. Mereka sempat dikejutkan dengan temuan benda-benda bersejarah. Tetapi, tak lama kemudian terdiam. Puing-puing bangunan yang ditemukan ternyata hanyalah sisa-sisa bangunan istana salah seorang penguasa Dinasti Umayyah. Jadi, tidak benar kalau Yahudi punya cerita masa lalu untuk membangun masa depan di situ.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement