Senin 17 May 2021 10:16 WIB

Masih Ada Warga AS Ragu Lepas Masker Usai Divaksin Covid-19

Menggunakan masker terasa manfaatnya bagi beberapa orang

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Presiden AS Joe Biden mengenakan masker pelindung wajah setelah menyampaikan pernyataan tentang penerapan Rencana Penyelamatan Amerika, di Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 Maret 2021.
Foto: EPA-EFE/Yuri Gripas
Presiden AS Joe Biden mengenakan masker pelindung wajah setelah menyampaikan pernyataan tentang penerapan Rencana Penyelamatan Amerika, di Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) memperbolehkan warga yang sudah vaksin penuh untuk lepas masker. Namun, beberapa warga enggan melakukannya dan tetap mengenakan masker.

Menggunakan masker nyatanya terasa manfaatnya bagi beberapa orang. Salah satunya Jan Massie yang tidak terkena flu atau pilek dua kali setahun selama mengenakan masker saat pandemi.

Baca Juga

"Saya telah mengenakan topeng yang sebenarnya tidak diperlukan. Banyak orang, yang di luar dugaan, juga menggunakannya," kata Massie yang tinggal di pinggiran kota Birmingham.

Dengan kasus Covid-19 yang menurun setelah lebih dari 580.000 kematian dan dengan lebih dari sepertiga populasi AS divaksinasi penuh, jutaan orang memutuskan mempertimbangkan penggunaan masker. Orang memiliki banyak sekali alasan untuk memutuskan berhenti atau terus memakai masker.

Pekan lalu, CDC mengatakan orang yang divaksinasi penuh dapat berhenti memakai masker di luar ruangan dalam kerumunan dan di sebagian besar pengaturan dalam ruangan dan melepaskan jarak sosial. Orang yang sebagian divaksinasi atau tidak divaksinasi harus terus memakai masker.

Panduan tersebut masih menyerukan masker di lingkungan yang ramai termasuk bus, pesawat terbang, rumah sakit, penjara, dan tempat penampungan tunawisma. Namun, rekomendasi itu membuka jalan menuju pembukaan kembali tempat kerja, sekolah, dan tempat lain yang tutup selama pandemi.

Epidemiolog Vanessa Li belum melewati jarak dua pekan dari dosis vaksin keduanya dan terus memakai maskernya bahkan di luar, terutama ketika banyak orang di sekitar. "Saya kira saya ragu untuk melepasnya karena sudah menjadi kebiasaan dan secara internasional ada strain yang berbeda dan tingkat risiko yang berbeda,” kata Li dari Somerville.

“Perjalanan global meningkat dan itu masih lazim, jadi saya tidak begitu yakin seberapa berisiko setiap orang saat ini," ujar Li.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement