Sabtu 15 May 2021 13:25 WIB

Ahli: Vaksin Sinovac Masih Dapat Diandalkan Lawan B1617

Ahli biologi molekuler sebut Sinovac masih bisa diandalkan lawan mutasi virus corona

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang petugas kesehatan menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 Sinovac ke pasien saat vaksinasi massal untuk dosen universitas di Medan, Sumatera Utara, Senin (29/3).
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Seorang petugas kesehatan menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 Sinovac ke pasien saat vaksinasi massal untuk dosen universitas di Medan, Sumatera Utara, Senin (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Ahli biologi molekuler dari Universitas Sriwijaya Yuwono menyebut Vaksin Sinovac dan vaksin lain berbahan dasar dari Sinovac masih tetap bisa diandalkan untuk melawan varian India B1617 di dalam tubuh, sama seperti varian B117.

"Varian B1617 masih berasal dari mutasi S yang sama seperti varian B117, sementara Vaksin Sinovac dibuat dari virus utuh, jadi masih tercover," katanyadi Palembang, Sabtu.

Baca Juga

Namun menurut dia, efikasi vaksin tersebut dalam membentuk antibodi di dalam tubuh terhadap setiap orang bisa berbeda satu sama lain meski efikasi Vaksin Sinovac dalam uji klinis ketiga mencapai 65 persen. Efikasi adalah estimasi efektivitas vaksin tersebut.

Selain itu, kata dia, meski B1617 diperkirakan mampu menimbulkan mutasi ganda tapi mutasi itu tetap berada di bagian S sehingga masih dapat diandalkan dengan Vaksin Sinovac. Ia menjelaskan varian Covid-19 saat ini banyak berasal dari mutasi S yang ada di permukaan virus dan memang paling aktif melekat ke tubuh manusia.

 

"Namun mutasi B117 dan B1617 diyakini lebih cepat menyebar sehingga masyarakat perlu waspada sebab dampaknya terhadap orang lanjut usia dan berkomorbid tetap membahayakan," kata Yuwono yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Pupuk Sriwijaya Palembang.

Ia mengimbau masyarakat tetap mengikuti program vaksinasi Covid-19 dari pemerintah untuk menurunkan temuan kasus baru di tengah kemungkinan munculnya varian-varian baru. Selain itu protokol kesehatan Covid-19 tetap harus diterapkan termasuk bagi yang telah menerima vaksin.

"Karena vaksin baru membentuk antibodi yang optimal tiga bulan setelah suntikan pertama," terang Yuwono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement