Jumat 14 May 2021 23:32 WIB

DLH Banjarmasin Tangani Banyak Sampah Organik Musim Lebaran

Penanganan peningkatan volume sampah dilakukan secara optimal agar tidak menumpuk.

Pasukan Turbo Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Banjarmasin bersama warga dibantu kapal pembersih sungai berusaha membersihkan sampah yang terbawa arus Sungai Martapura di bawah Jembatan Pasar Lama, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Foto: Antara/Bayu Pratama
Pasukan Turbo Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Banjarmasin bersama warga dibantu kapal pembersih sungai berusaha membersihkan sampah yang terbawa arus Sungai Martapura di bawah Jembatan Pasar Lama, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengklaim banyak menangani sampah organik pada musim Lebaran 2021. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin Marzuki menyatakan setiap Lebaran volume sampah naik, khususnya sampah organik.

"Kenaikan total volume sampah memang tidak signifikan, hanya sekitar dua sampai lima persen, tapi banyak sampah organik saat ini," kata Bang Jack, sapaan akrab Marzuki.

Sampah organik yang tinggi datang dari rumah tangga, karena sisa makanan dan buah-buahan, serta sebagainya dari hidangan perayaan Lebaran.

"Biasanya mulai H+1 Lebaran ini terjadi kenaikannya, sebab para petugas sampah di perumahan-perumahan baru membuang hari ini," ujar dia.

Dia mengatakan volume sampah yang naik itu antara sekitar 10 hingga 30 ton sebab sampah di kota ini totalnya per hari sekitar 600 ton. Jack mengatakan penanganan peningkatan volume sampah dilakukan secara optimal agar tidak menumpuk besar hingga menimbulkan bau tak sedap, apalagi sampah organik.

"Armada dan petugas 'full' (penuh) kita turunkan," ujarnya.

Bahkan, ujarnya, beberapa armada disiagakan lembur, yakni satu alat berat, lima dump truk, tiga truk amroll, lima pikap, dan dua tossa. Menurut dia, jenis sampah yang juga cukup banyak pada Lebaran ini jenis botol minuman, kotak, dan plastik pembungkus.

"Untuk sampah-sampah ini sudah bisa dipilah sejak di TPS, karena bernilai ekonomi untuk daur ulang," ujarnya.

Selanjutnya, sampah yang lainnya dikirim langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih. "Di mana sampah organik akan dijadikan kompos, selain itu juga sebagai biogas," tuturnya.

Ia mengatakan TPA Basirih milik pemerintah kota ini sudah menghasilkan banyak biogas, bahkan sudah didistribusikan ke rumah tangga wilayah sekitar TPA. "Kita terus mengembangkan pengelolaan sampah di TPA, sehingga sampah bisa bermanfaat," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement