Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yudha Manggala P Putra

Satu Syawal yang Pilu di Gaza

Info Terkini | Friday, 14 May 2021, 01:43 WIB
Sumber: republika.co.id

Suara ledakan, gedung bergetar. Itulah 'ingar-bingar' malam satu Syawal 1442 Hijriah di Jalur Gaza, Palestina. Sejak petang hingga pagi, nyaris seluruh masyarakat kawasan ini terus terjaga. Sulit membayangkan mereka dapat tidur nyenyak. Dentuman demi dentuman terus menyalak. Dinding tidak henti bergemeretak.

Lupakan kegembiraan malam Idul Fitri yang semarak. Itu dapat terjadi di negara lain seperti Indonesia. Namun, tidak untuk Gaza. Suasananya jauh dari serupa. Jalanan sepi. Pilu menyelimuti. Banyak orang memilih bertahan di kediamannya. Bersama keluarga, sebagian mungkin hanya bisa menunggu dan berdoa dalam hati: semoga ujian berat ini segera teratasi, kezaliman runtuh dari muka bumi.

Sudah berhari-hari, Gaza, kawasan yang berbatasan dengan Israel timur dan utara, dibombardir. Militer Israel melancarkan serangan udara di mana-mana. Tak sedikit bangunan rata dengan tanah dihantam peluru jet. Gedung tinggi dekat kawasan belanja di pusat gaza pun runtuh digasaknya. Sasarannya pejuang Hamas, klaim tentara. Namun faktanya, wanita, ibu hamil, dan anak-anak ikut menjadi korban jiwa.

Laporan terakhir dari Kementerian Kesehatan Gaza, korban meninggal akibat serangan Israel mencapai 69 orang. Dari jumlah itu, terdapat 17 anak dan delapan wanita. Lebih dari 390 orang lainnya terluka.

Letusan kekerasan ini dimulai di Yerusalem. Ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina di Sheikh Jarrah oleh pemukim Yahudi memicu protes dan bentrokan dengan polisi saat Ramadhan. Serangan kemudian terjadi di kompleks Masjid Al-Aqsa. Di lokasi suci itu, polisi Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut. Korban hanya bisa bertahan dengan melemparkan kursi dan batu ke arah mereka.

Dari situ serangan demi serangan meluas. Hamas turun, mengaku untuk membalas. Pasukan Israel malah makin beringas. Pertempuran berlangsung hingga hari ini. Ia diperkirakan bakal berlangsung lama, bukan sekilas.

Kamis tadi, di tengah situasi mencekam, ribuan warga Palestina akhirnya dapat menunaikan shalat Idul Fitri. Mulai dari lapangan sederhana di Gaza, hingga kompleks Al-Aqsa. Meski berbeda dari sebelumnya. Tidak banyak kegembiraan tampak sesudahnya. Mungkin terpendam oleh duka.

Kecamuk di Gaza selayaknya mengusik nurani kita. Bukan hanya Muslim, juga bagi setiap manusia. Bagaimana memilukannya nasib mereka. Uluran tangan tentu dibutuhkan untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak di sana. Berikan juga doa terbaik. Semoga kedamaian segera hadir di Gaza dan seluruh Palestina.

Referensi: Aljazeera, The Telegraph, Republika.co.id

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image