Kamis 13 May 2021 19:41 WIB

Israel-Palestina Tegang, DK PBB akan Gelar Pertemuan Darurat

AS masih menentang upaya dewan keamanan terlibat dalam masalah Israel-Palestina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Asap dan api membumbung setelah Israel menyerang menara Al-Shorouq di Kota Gaza, Rabu (12/5).
Foto: EPA-EFE / MOHAMMED SABER
Asap dan api membumbung setelah Israel menyerang menara Al-Shorouq di Kota Gaza, Rabu (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Tunisia, Norwegia, dan Cina dilaporkan telah meminta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat untuk membahas kian memburuknya ketegangan Israel-Palestina. Kendati demikian, Amerika Serikat (AS) masih menentang upaya dewan keamanan terlibat dalam masalah tersebut.

Beberapa diplomat mengungkapkan, pertemuan darurat kemungkinan digelar pada Jumat (14/5). Mereka mengatakan sesi akan terbuka untuk umum dan akan mencakup partisipasi Israel dan Palestina.

Sejak Senin (10/5), Dewan Keamanan PBB telah mengadakan dua konferensi virtual tertutup untuk membahas ketegangan Israel-Palestina. Namun AS menentang pengadopsian deklarasi bersama. Washington berpendapat hal itu tidak akan membantu meredakan situasi. 

Menurut seorang diplomat yang enggan dipublikasikan identitasnya, gagasan pertemuan ketiga dalam waktu kurang dari sepekan didorong oleh Palestina. Tujuan dari pertemuan terbaru adalah mencoba berkontribusi pada perdamaian. Selain itu, Dewan Keamanan PBB dapat mengekspresikan dirinya serta menyerukan gencatan senjata. 

Menurut beberapa sumber, 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB mendukung pengadopsian deklarasi bersama dengan tujuan mengurangi ketegangan Israel-Palestina. Israel diketahui telah menolak mengizinkan Dewan Keamanan PBB terlibat dalam konflik. Permintaan itu sejauh ini disetujui AS.

Sejak awal pekan ini Israel membombardir Jalur Gaza. Hingga Kamis (13/5), setidaknya 83 warga Gaza, 17 di antaranya anak-anak, tewas akibat serangan tersebut. Sementara korban luka lebih dari 480 orang. 

Agresi terbaru ke Gaza merupakan respons atas serangan ratusan roket yang diluncurkan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya ke wilayah Israel. Hamas melancarkan serangan itu sebagai tanggapan atas aksi brutal Israel terhadap ribuan warga Palestina di Yerusalem, terutama di sekitar Masjid Al-Aqsa. Setidaknya enam warga Israel dilaporkan tewas akibat serangan Hamas. 

Salah satu penyebab memanasnya situasi di Yerusalem adalah rencana Israel menggusur puluhan warga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah. Aksi protes digelar untuk menentang rencana tersebut. (Reuters).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement