Jumat 14 May 2021 07:22 WIB

76.568 Ton Bawang Putih Impor Sudah Masuk Indonesia

Ketahahan stok bawang putih di dalam negeri saat ini kurang lebih 3,8 bulan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Bawang putih impor.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Bawang putih impor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realiasi impor bawang putih mulai berlangsung seiring kebutuhan dalam negeri yang mesti dipenuhi. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat sebanyak 76.568 ton bawang putih impor sudah masuk.

"Ini realisasi sampai tanggal 10 Mei 2021," kata Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Indrasari Wisnu Wardhana kepada Republika.co.id, Kamis (13/5).

Baca Juga

Diketahui, rata-rata kebutuhan nasional bawang putih per tahun berkisar antara 550-600 ribu ton. Mayoritas kebutuhan tersebut masih harus dipenuhi karena produksi dalam negeri yang belum memadai kebutuhan konsumen secara nasional.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan, mengatakan, stok indikator bawang putih hingga Selasa (11/5) sebanyak 153 ribu ton. Adapun kebutuhan pada Mei 2021 diperkirakan sebanyak 40 ribu ton.

 

Menurut data Kemendag dan Kementan, ketahahan stok bawang putih saat ini kurang lebih 3,8 bulan. "Stok atau pasokan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga lebaran dengan catatan realisasi impor tepat waktu," kata Oke.

Sebagai tindak lanjut, Kemendag akan memonitor realisasi dan distribusi impor oleh pelaku usaha dalam rangka memastikan kecukupan stok pada momen lebaran 2021.

Sebelumnya, Ketua Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Valentino sebelumnya mengatakan, terdapat sisa stok bawang putih akhir 2020 sebanyak 175 ribu ton atau sekitar 166,2 ribu ton dengan asumsi susut 5 persen. Dengan kata lain, terdapat pasokan bawang putih lebih dari 200 ribu ton sejak awal tahun hingga saat ini.

Namun, konsumsi per bulan mengalami penurunan akibat pandemi. Ia mencatat, konsumsi turun menjadi sekitar 40-42 ribu ton dari kondisi normal 47 ribu ton.

"Konsumsi di bulan puasa dan lebaran saat pandemi tahun ini naik jadi berapa kita belum tahu, tapi kalau melihat suplai ya cukup," kata Valentino kepada Republika.co.id, Jumat (23/4).

Valentino mengatakan, larangan mudik yang kembali diterapkan pemerintah pada tahun ini dipastikan turut melemahkan konsumsi. Itu akan berdampak pada permintaan bawang putih. Namun, jika dibandingkan dengan tahun lalu, pembatasan-pembatasan pada tahun ini jauh lebih longgar.

Pusat perbelanjaan maupun pusat kuliner juga mulai dibuka sekitar 60 persen. Karena itu, kemungkinan tetap akan ada kenaikan konsumsi bawang putih hingga lebaran mendatang.

Ia pun menilai, aksi-aksi spekulan yang ingin memainkan harga kemungkinan akan sangat sulit. Pasalnya, di tengah konsumsi yang memang tidak sebesar sebelum pandemi, ketersediaan bawang putih masih cukup memadai sehingga harga dipastikan stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement