Rabu 12 May 2021 22:57 WIB

China Dinilai Gagal Penuhi Standar Penerbangan Antariksa

Sisa roket Long March 5B milik China jatuh di Samudra Hindia dekat Maladewa.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengamat dari Italia melihat inti roket China yang besar jatuh tak terkendali dari orbit.
Foto: Gianluca Masi/The Virtual Telescope Project
Pengamat dari Italia melihat inti roket China yang besar jatuh tak terkendali dari orbit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Amerika (NASA) menegur China. Hal ini lantaran China dinilai gagal memenuhi standar penerbangan antariksa yang bertanggung jawab.

Diketahui, baru-baru ini sisa-sisa roket Long March 5B milik China jatuh di Samudra Hindia dekat Maladewa. Penampakan puing-puing roket China yang memasuki kembali atmosfer bumi dan menghanguskan langit sebelum fajar dilaporkan di Yordania, Oman dan Arab Saudi.

Baca Juga

"Jelas China gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab mengenai puing-puing ruang angkasa mereka," kata Administrator NASA Senator Bill Nelson dalam sebuah pernyataan dikutip dari foxnews, Selasa (11/5).

Kemudian, ia melanjutkan semua negara antariksa harus transparan dalam operasinya terkait dengan masuknya kembali objek dari luar angkasa untuk meminimalkan risiko terhadap manusia dan properti di Bumi.

"Sangat penting semua negara antariksa dan entitas komersial bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa," kata dia.

Roket Long March 5B membawa modul utama stasiun luar angkasa permanen pertama China - Tianhe atau Heavenly Harmony ke orbit pada tanggal 29 April. Panggung roket sepanjang sekitar 100 kaki adalah salah satu puing luar angkasa terbesar yang jatuh ke Bumi.

Tahapan roket yang dibuang biasanya masuk kembali ke atmosfer di atas perairan segera setelah lepas landas dan tidak masuk ke orbit. Tidak jelas mengapa China menempatkan bagian roket itu ke luar angkasa. China merencanakan 10 peluncuran lagi untuk membawa bagian tambahan dari stasiun luar angkasa ke orbit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement