Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firliana Hafiza

Tradisi Hampers: 4 Tips Agar Hampers Mu Makin Kreatif dan Ramah Lingkungan

Gaya Hidup | Tuesday, 11 May 2021, 17:53 WIB
Ilustrasi Hampers dengan keranjang rotan. Gambar: Ilustrasi pribadi

Salah satu tradisi menjelang lebaran yang saat ini marak dilakukan adalah mengirim hamper. Dilansir dari Merriam Webster hamper didefinisikan sebagai keranjang besar yang diperuntukkan untuk mengemas, menyimpan, atau mengangkut barang (seperti makanan, atau cucian). Hamper menjelang lebaran biasanya di isi dengan aneka kue kering, perlengkapan ibadah atau barang lain yang dapat digunakan sehari-hari maupun sekedar untuk dijadikan pajangan.

Tradisi mengirim hamper ini umumnya dilakukan oleh siapapun, seperti Syifa (18) berbagi cerita sebagai pengirim dan penerima hamper, alasan ia mengirim hamper adalah sebagai tanda terima kasih atau sekedar untuk silaturahmi, selain itu Arya (19) juga berpendapat bahwa memberikan hamper itu adalah sebuah bentuk rasa keterikatan kepada seseorang.

Syifa menambahkan bahwa dirinya lebih suka memberikan hamper yang berisi barang-barang awet yang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang. Sama seperti Syifa, Arya juga mengatakan barang-barang yang cocok dijadikan hamper adalah barang yang dapat dipakai sehari-hari. Budget yang mereka keluarkan untuk memberikan hamper kepada orang-orang terdekat kisaran 150-200k.

Tradisi hamper juga dilakukan oleh seorang Nadia (26), ia mengatakan bahwa telah memberikan dan menerima berbagai jenis hamper di sepuluh hari menjelang lebaran. Sangat beragam sekali, dan uniknya teman-temanku menggunakan packaging yang ramah lingkungan sahutnya, ia pun menambahkan bahwa dirinya lebih memilih untuk mengemas hamper menggunakan wadah yang dapat dipakai kembali atau didaur ulang, seperti wadah dengan anyaman rotan, dus, atau totebag kain belacu dan meminimalkan pemakaian plastik sekali pakai dalam proses pengemasan, hal tersebut ia lakukan untuk mengurangi dampak pemakaian plastik pada lingkungan.

Menggunakan teknik pengemasan daur ulang merupakan hal yang sangat baik untuk mengurangi dampak lingkungan. Hal ini seperti yang kita tahu bahwa setiap tahunnya sampah masih menjadi masalah besar bagi lingkungan. Apalagi momen menjelang atau selesai lebaran, seringkali sampah mengalami peningkatan. Maka dari itu kita perlu memikirkan barang serta teknik pengemasan yang ramah lingkungan, agar niat silaturahmi kita tetap berjalan tanpa khawatir menimbulkan timbunan sampah. Berikut tips yang dapat kamu lakukan dalam mempersiapkan hamper untuk orang-orang terdekat.

1.Menurut Andhyta salah satu economic storyteller of the environment yang berbagi cerita lewat sosial medianya @afutami untuk mengemas hamper sebaiknya cari yang minim pengemasan, atau kita bisa ganti hamper dengan kegiatan seperti mentraktir orang terdekat atau mengadopsi satu pohon atas nama orang yang akan menerima hamper, selain unik, hal itu juga akan tahan lama.

2.Memakai ulang toples atau kotak bekas yang masih layak pakai, sehingga wadah tersebut dapat digunakan kembali oleh penerima hamper sebagai wadah barang lain.

3.Melakukan recycle wadah bekas hamper. Hal ini dilakukan jika wadah tersebut memang tidak bisa digunakan kembali, sebaiknya 1-2 minggu setelah lebaran segera jadwalkan untuk melakukan penjemputan atau drop off sampah.

4.Berbagi. Ketika mendapatkan hamper berisi makanan, seringkali kita tidak mampu untuk menghabiskan, belum lagi waktu kadaluarsa yang sebentar. Akan lebih baik jika makanan yang masih layak, dibagikan kepada orang-orang sekitar, khususnya kepada orang-orang yang jarang berkesempatan menikmati.

Tips di atas semoga dapat menjadi insipirasi kamu dalam mempersiapkan hamper menjelang lebaran. Juga solusi bagi kamu si penerima hamper untuk bisa bersikap lebih bijak, selamat berkreasi!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image