Selasa 11 May 2021 03:52 WIB

Bagaimana Memperlakukan Anak yang Puasa?

Jangan ragu untuk memberikan hal yang membahagiakan bagi anak yang berpuasa.

Ilustrasi Anak Berpuasa.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi Anak Berpuasa.

Oleh : Muhammad Hafil, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Puasa Ramadhan sebentar lagi akan berakhir. Di mana, setelah hampir satu bulan kita berpuasa, maka kita akan mendapatkan kemenangan bagi yang sungguh-sungguh berpuasa dengan mengamalkan segala syariatnya dan menjauhi larangannya.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang belum baligh tapi berpuasa. Apakah mereka juga akan merayakan kemenangannya.

Insya Allah, ya. Mereka yang berpuasa, akan mendatangkan pahala bagi kita orang tua yang mengajarkan dan melatih mereka berpuasa.

Namun, anak-anak tentu ingin melihat yang kasat mata atas hasil dari 'kemenangan'nya. Maka dari itu, diperlukan kebijakan bagi orang tua untuk memberikan apresiasi bagi anak.  Bolehkah? tentu saja boleh.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari ar Rubayyi binti Mua'wwidz. Rasulullah SAW, di siang hari Asyura mengirimkan Pengumuman kepada penduduk desa desa Anshor yang ada di sekitar Madinah, "Barang siapa yang hari ini berpuasa, hendaknya meneruskan puasanya. Dan barangsiapa yang hari ini tidak berpuasa maka hendaknya berpuasa untuk sisa hari ini."

Setelah itu para sahabat pun berpuasa dan memerintahkan kepada anak kecil kami berpuasa. Para sahabat pergi ke masjid. Di sana para sahabat membuatkan untuk mereka mainan dan dari kain wol.

Katanya, apabila salah seorang dari mereka menangis karena lapar, para sahabat itu memberikan mainan itu kepadanya. "Ini terus berlangsung sampai saat berbuka," katanya.

Al-hafizh Ibnu Hajar mengomentari hadits di atas dengan mengatakan, dalam hadits ini terdapat hujjah atas disyariatkannya melatih anak-anak untuk berpuasa dan memberikan apresiasi kepada anak.

"Sebab anak yang memiliki usia muda seperti yang disebutkan dalam hadits ini tidak memiliki beban kewajiban ketika itu sengaja dilakukan untuk latihan," katanya.

Apresiasi kepada anak bisa dalam bentuk hadiah fisik, pujian, atau hiburan. Namun, perlu kita tekankan bahwa ini bersifat memberi semangat untuk mereka.

Jangan menjadikan apresiasi ini sebagai kewajiban. Dikhawatirkan anak hanya berpuasa hanya untuk mendapat hadiah.

Tetapi, sambil memberi hadiah, kita perlu sampaikan ke mereka bahwa jika sampai usia wajib, maka mereka tak mendapatkan hadiah lagi ketika puasa. Karena, ini sudah menjadi kewajiban. Selain itu, kita juga perlu mengetahui batas-batas apresiasi kepada anak-anak.  Yang sesuai kepatutan dan kepantasan untuk anak terima.

Maka dari itu, saat lebaran, jangan ragu untuk member apresiasi kepada anak yang telah mau menjalankan ibadah puasa. Jangan ragu untuk memberikan pujian, hadiah, dan hal-hal yang membahagikan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement