Senin 10 May 2021 15:54 WIB

Hindari Jenis Lemak Ini Saat Turunkan Berat Badan

Mengonsumsi jenis lemak yang tepat dapat membantu proses penurunan berat badan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Mengonsumsi jenis lemak yang tepat dapat membantu proses penurunan berat badan.
Foto: www.freepik.com
Mengonsumsi jenis lemak yang tepat dapat membantu proses penurunan berat badan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi jenis lemak yang tepat dapat membantu proses penurunan berat badan. Namun sebaliknya, mengonsumsi lemak yang kurang baik dapat memicu terjadinya kenaikan berat badan.

Jenis lemak yang dapat membantu penurunan berat badan adalah lemak sehat seperti lemak tak jenuh. Ada dua jenis lemak tak jenuh yang bisa dikonsumsi, yaitu lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda.

Baca Juga

Konsumsi lemak tak jenuh dapat memberikan perasaan kenyang lebih lama. Selain itu, lemak tak jenuh juga dapat membantu penyerapan nutrisi larut lemak dan melawan inflamasi. Oleh karena itu, konsumsi lemak tak jenuh dapat menunjang proses penurunan berat badan.

Sedangkan jenis lemak terburuk untuk dikonsumsi saat sedang menurunkan berat badan adalah lemak jenuh. Lemak jenuh, khususnya yang berasal dari daging, produk susu whole fat, dan aneka roti goreng dan berproses, memiliki potensi yang membahayakan kesehatan sehingga konsumsinya perlu dibatasi.

Salah satu efek dari konsumsi lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol jahat atau LDL dan penekanan kadar kolesterol baik atau HDL. Selain itu, konsumsi lemak jenuh juga berkaitan dengan peningkatan inflamasi yang nantinya bisa memicu kondisi fatal seperti penyakit jantung dan strok.

Ahli gizi sekaligus juru masak Serena Poon mengatakan sebagian besar makanan yang terbuat dari produk hewani tinggi lemak jenuh memiliki kandungan kalori dan lemak yang tinggi. Hal serupa juga berlaku untuk makanan berproses dan makanan cepat saji.

Studi dalam jurnal Nutrition, Metabolism & Cardiovascular Disease juga menyoroti dampak dari konsumsi daging merah berlemak terhadap obesitas. Studi yang melibatkan 16.822 orang dewasa ini menunjukkan bahwa peningkatan asupan daging merah berlemak berkaitan dengan obesitas abdominal atau penumpukan lemak di perut. Obesitas abdominal merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit metabolik.

Studi lain dalam jurnal BMC Nutrition menunjukkan bahwa dari beragam kelompok makanan, konsumsi daging paling berkaitan dengan prevalensi obesitas dan kenaikan berat badan. Meski begitu, bukan berarti daging merah harus benar-benar dijauhi. Daging merah tetap bisa dikonsumsi secukupnya.

Selain itu, orang-orang yang sedang menurunkan berat badan disarankan untuk memilih daging merah dari hewan yang diberi pakan rumput. Jenis daging merah ini bisa lebih menunjang kesehatan dan upaya penurunan berat badan.

"Daging sapi yang diberi pakan rumput mengandung antara dua sampai lima kali lebih banyak omega 3 dibandingkan sapi yang diberi pakan gandum," pungkas ahli gizi Esther Blum MS RD CDN CNS, seperti dilansir EatThis, Senin (10/5).

Asam lemak omega 3 dapat membantu menurunkan inflamasi. Selain itu, omega 3 juga dapat mencegah terjadinya kenaikan berat badan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement