Senin 10 May 2021 11:31 WIB

Dapat THR Lebaran? Coba 4 Tips Investasi Saham Ini

THR perlu diputar dan dapat untung, ikuti tips investasi saham saat Lebaran ini.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
THR: Dapat THR Lebaran? Coba 4 Tips Investasi Saham Ini
THR: Dapat THR Lebaran? Coba 4 Tips Investasi Saham Ini

Investasi memang gak ada matinya. Jalan terus meski kondisi ekonomi didera resesi akibat pandemi berkepanjangan.

Kebetulan sudah dua kali kita berlebaran di tengah pandemi Covid-19. Namun bukan berarti keadaan ini membuat kamu setop investasi.

Justru dalam situasi seperti ini, saatnya untuk memacu investasi. Termasuk di investasi saham. Mumpung harganya lagi murah atau banyak yang terdiskon.

Meski begitu, investasi saham di tengah pandemi dan momen Lebaran tidak boleh sembarangan. Kamu tetap harus jeli memilih atau membeli saham terbaik agar memberi keuntungan.

 

Baca Juga: 5 Dosa Keuangan yang Bisa Bikin Kamu Melarat Usai Lebaran

 

Investasi Saham saat Lebaran, Perlu atau Tidak? 

Saham

Investasi saham saat Lebaran, perlu atau tidak?

Menjelang Lebaran biasanya identik dengan banyak uang. Dapat gaji, sekaligus THR atau Tunjangan Hari Raya.

Buat kamu yang gak punya utang, momen Lebaran bisa jadi keuanganmu berlebih. Sebab, THR dan gaji tidak dipakai untuk membayar cicilan utang. Hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.

Saat punya uang lebih inilah, kamu tetap harus berinvestasi. Jangan diabaikan karena tujuannya demi masa depan keuangan yang lebih baik.

Investasi perlu konsisten dan disiplin menyisihkan uang meski kondisi ekonomi Indonesia sedang sulit. Toh, keuanganmu tidak pailit. Tetap sehat. Jadi tidak ada alasan untuk tidak investasi, termasuk di saham.

Lagipula resesi ekonomi tidak terjadi setiap tahun. Resesi terjadi sesekali dalam jangka panjang, misalnya 10 tahun sekali. Datangnya pun tiba-tiba, seperti akibat pandemi ini.

Menurut Analis Saham yang juga merupakan Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kweesaat krisis sekarang ini, ada peluang yang bisa dimanfaatkan untuk investasi di pasar modal, terutama saham. Sebab biasanya di masa krisis, harga saham bergerak turun.

“Saat periode krisis, paling penting adalah value investor. Di mana harga Rp 100 ribu dijual Rp 10 ribu, itu yang harus dibeli. Ketika ada koreksi harga saham atau pasar melemah, itulah waktu yang tepat untuk membeli saham dan berinvestasi jangka panjang,” saran Hans.

Baca Juga: Investasi Saham Online, Pakai 5 Cara Ini Biar Cuan Terus

Tips Investasi Saham saat Lebaran

Saham

Tips investasi saham saat Lebaran

 

Lebaran di tengah kondisi pandemi memang serba susah. Berikut tips investasi saham saat Lebaran yang dapat kamu pertimbangkan:

  • Atur bujet investasi saham

Mau investasi dengan menggunakan THR atau gaji, alokasikan sedikitnya 20%. Jika THR kamu Rp 5 juta, maka sisihkan Rp 1 juta untuk investasi saham.

Sisihkan di awal begitu kamu menerima gaji atau THR. Bukan di akhir dari sisa gaji atau THR. Bisa-bisa malah gak ada sisa, dan akhirnya gagal investasi saham.

  • Beli saham dari perusahaan atau industri yang kebal pandemi

Kalau kamu tipe investor konservatif, maunya cari aman, beli saham dari perusahaan atau sektor industri yang tidak terdampak pandemi sama sekali. Contohnya perusahaan consumer goods, dan telekomunikasi.

Perusahaan di sektor industri tersebut diyakini punya fundamental yang kuat. Atau bisa dibilang kebal corona. Jadi bisnisnya mampu bertahan meski ada hantaman resesi.

Namun perlu diingat, membeli saham perusahaan yang bisnisnya aman, tidak akan bangkrut karena memiliki kinerja keuangan yang bagus, jangan berharap harganya murah atau dapat diskon besar.

Biasanya perusahaan-perusahaan kategori ini masuk di indeks saham unggulan dengan harga yang terbilang mahal. Misalnya harga Rp 8.500 per lembar saham.

Kalau bujet investasi Rp 1 juta, berarti cuma bisa beli 117,65 lembar saham. Itu artinya hanya sebanyak 1 lot lebih.

Baca Juga: Mau Investasi Cuan di 2021? Buruan Serok Saham Pilihan Ini

  • Beli saham dari perusahaan atau industri yang terkena dampak pandemi

Pilihan lain, beli saham dari perusahaan atau sektor industri yang sangat terpukul dampak pandemi. Contohnya industri travel, pariwisata, perhotelan, properti, ritel, dan lainnya.

Kamu bisa membeli lebih banyak saham dari perusahaan-perusahaan tersebut karena harga sahamnya turun tajam, terdiskon, atau banting harga.

Akan tetapi jangan asal beli. Beli saham perusahaan terkena dampak pandemi, tetapi tetap mempunyai kinerja keuangan bagus meski tak ada omzet sehingga bisnis bisa bertahan.

Selain itu, yang diperkirakan ketika situasi ekonomi membaik, perusahaan itu diyakini bisa memberi keuntungan berlipat. Ini cocok buat kamu yang tipenya agresif atau berani mengambil risiko.

  • Lakukan diversifikasi 

Jika punya anggaran investasi cukup besar, kamu dapat mengombinasikan pembelian saham. Ini sebagai langkah diversifikasi.

Beli saham perusahaan yang terdampak, juga mengoleksi saham-saham yang tidak terpengaruh pandemi. Jadi, kalau ada saham yang rugi, saham yang lain memberi keuntungan.

Atau diversifikasi investasi ini bisa dilakukan dengan memiliki instrumen lain, seperti reksadana, emas, deposito, atau properti.

Jangan Beli Kucing dalam Karung

Beli saham jangan karena hasutan, bujukan, rayuan, atau karena ikut-ikutan orang lain. Ini sama saja seperti beli kucing dalam karung.

Beli saham yang telah kamu kenali perusahaan dan reputasi pemiliknya. Semua itu dilakukan dengan cara analisis.

Di cek yang punya siapa, laporan keuangannya masuk akal gak. Dalam laporan keuangan, dibedah lagi, misal utangnya wajar gak, valuasinya murah atau mahal, return on equity (ROE) atau tingkat pengembalian investasinya.

Dengan begitu, beli saham pakai otak, bukan nafsu. Sehingga hasilnya pun jelas dan maksimal. Gak cuma cuan kecil, tetapi bisa ratusan atau ribuan persen.

Baca Juga: Mau Kaya Raya dari Investasi Saham? Ikuti Tips Keren dari Lo Kheng Hong

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement