Kamis 13 May 2021 07:25 WIB

Perempuan dan Anak Penyintas Bencana Butuh Perhatian Lebih

Sekitar 262 perempuan dan 154 anak di Desa Bena menjadi korban penyintas.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga
Foto: SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan perempuan dan anak penyintas bencana membutuhkan perhatian lebih agar dapat bangkit dan pulih. "Kami berharap warga dapat kembali bangkit dan pulih, bergerak bersama-sama dan bergotong royong. Kami juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas komitmen pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, khususnya kepada Bapak Bupati atas inisiatifnya bersama masing-masing OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk membangun kembali rumah para penduduk yang terdampak bencana," kata Menteri Bintang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, pekan lalu.

Menteri Bintang melakukan kunjungan ke lokasi bencana Desa Bena di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk memastikan perempuan dan anak dapat segera pulih dan bangkit dari kondisi bencana. Desa Bena di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk desa terdampak bencana akibat badai siklon tropis seroja. 

Baca Juga

Sekitar 262 perempuan dan 154 anak di Desa Bena menjadi korban penyintas. "Saya menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas terjadinya bencana di daerah ini. Kami datang bersama jajaran dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, di samping ingin berbagi, kami juga ingin menggali apa saja yang dapat dilakukan ke depan agar masyarakat khususnya perempuan dan anak dapat kembali pulih dan bangkit musibah ini," tuturnya.

Pada kunjungan itu, Menteri Bintang meresmikan salah satu rumah bantuan bagi penyintas bencana di Desa Bena yang dibangun oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Timor Tengah Selatan. Selain itu, bersama perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Bintang menyerahkan paket pemenuhan kebutuhan spesifik bagi perempuan dan anak yang terdampak bencana dalam rangka mempercepat pemulihan dini fase transisi darurat menuju pemulihan bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Menteri Bintang juga melakukan dialog bersama masyarakat yang terdampak bencana di Desa Bena yang diikuti warga dengan antusias. Salah satu warga, Marten menuturkan bencana banjir yang melanda wilayahnya telah menimbulkan berbagai permasalahan baru yang harus dihadapi seluruh penduduk di Desa Bena. 

Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal karena kondisi rumah tidak lagi layak untuk dihuni, kehilangan mata pencaharian karena rusaknya lahan pertanian dan hilangnya hewan-hewan ternak. Sekolah dan posyandu di desa tersebut juga belum berfungsi normal.

Selain Marten, salah satu penduduk desa yang sedang hamil mengeluhkan layanan posyandu yang belum berfungsi serta jauhnya akses ke layanan puskesmas dengan jarak hingga delapan kilometer. Kondisi itu seringkali menjadi kendala bagi para ibu hamil di Desa Bane dalam mendapatkan layanan kesehatan yang tepat dan aman saat melahirkan.

Persoalan lain yang mencuat dalam dialog tersebut yaitu masih terbatasnya fasilitas belajar bagi anak, seperti tidak adanya buku pendidikan yang layak, belum tersedianya alat tulis, pagar dan lantai keramik di sekolah, tempat bermain yang ramah anak, tingginya angka stunting, angka kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan, hingga tingginya angka kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Menanggapi persoalan yang muncul tersebut, Menteri Bintang kembali menuturkan pentingnya kerja sama dan sinergi dari seluruh pihak dalam menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Di samping itu, pemberdayaan perempuan dalam pertahanan ekonomi juga penting. 

Itu bisa dilakukan dengan menggali potensi yang dimiliki kaum perempuan melalui pemberian berbagai pelatihan, khususnya di bidang kewirausahaan. Menteri Bintang juga berpesan kepada kaum laki-laki khususnya para suami di Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk ikut serta mendukung pemberdayaan perempuan, tidak hanya di ranah domestik, tetapi juga di ranah publik.

Sementara itu, Perwakilan Forum Anak Provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus Dewan Anak Kabupaten Timor Tengah Selatan Ishak mengatakan pentingnya pemberian kesempatan bagi anak untuk menyuarakan aspirasinya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan. "Kami dari Forum Anak juga berharap dapat diberikan akses untuk turun langsung ke desa-desa agar bisa mendengarkan suara teman-teman, sehingga suara kami sebagai anak Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat terarah dan jelas dalam membantu pemerintah menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di wilayah kami," ujar Ishak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement