Rabu 12 May 2021 23:46 WIB

Kemendikbud Dorong Sineas Produksi Film Anak

Pasar film anak di Indonesia lebih dari 36 juta penonton.

Anak menonton film di rumah. ilustrasi
Foto: pixabay
Anak menonton film di rumah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong para sineas untuk memroduksi film-film anak yang mengedukasi dan berbudaya. Sebab, selama ini produksi film anak dianggap masih minim. Alhasil, film anak Indonesia kalah dengan produk film anak dari luar negeri yang tayang di Indonesia.

"Perihal film anak-anak ini, memang kita perlu mengangkat film-film anak karena yang sekarang ini minim sekali film yang diproduksi," kata Koordinator Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film pada Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbud Edi Suwardi, belum lama ini. 

Baca Juga

Ia menjelaskan film anak-anak memang perlu diproduksi agar bisa dinikmati oleh anak-anak Indonesia. Dengan begitu, anak-anak bisa menikmati sajian film yang mengedepankan nilai-nilai budaya dan bisa menjadi tuntunan bagi anak-anak.

Produksi film yang sasarannya untuk dewasa, kata dia, tidak pantas apabila harus ditonton oleh anak-anak. Untuk itu harus disiapkan produk film anak-anak di Indonesia.

"Tidak pantas kalau anak mengkonsumsi film-film dewasa, ini (film anak) penting sekali tidak hanya film tapi musik, juga lagu anak-anak," katanya.

Ia menyampaikan pemerintah melalui Kemendikbud siap mendorong insan perfilman di Indonesia untuk memproduksi karya film anak-anak yang berkualitas. Upaya lain mendorong program itu, kata dia, dengan menyelenggarakan lomba film bertemakan anak-anak, maupun nilai-nilai kebudayaan di Indonesia.

"Sudah kita arahkan supaya mereka memproduksi film yang diarahkan pemerintah. Tentunya bagaimana produksi film ini bisa dihasilkan," kata EdiSuwardi.

Anggota Komisi X DPRFerdiansyah mendukung program Kemendikbud untuk mendorong sineas memroduksi film anak-anak yang berkualitas dan mendidik. Ia mengatakan berdasarkan laporan terkait jumlah anak di Indonesia mencapai 36 juta jiwa. Angka itu menjadi potensi pasar untuk film anak-anak.

"Kita harus jeli melihat kebutuhan masyarakat, misalnya film anak-anak, anak ini tidak kurang 36 juta, ini pangsa pasar sangat bagus," katanya.

Politisi Partai Golkar itu mengingatkan dalam membuat film anak-anak harus mengedepankan unsur edukasi, tontonan, dan berbasis budaya yang dapat membangun karakter positif bagi penontonnya."Semuanya harus ada unsur dua, edukasi dan tontonan, tidak lupa berbasis budaya tiga syarat itu harus," ucap Ferdiansyah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement