Kamis 06 May 2021 23:41 WIB

Sabang Sepi, Meski Kapal Boleh Bawa 50 Persen Penumpang

Tidak terjadi lonjakan penumpang yang signifikan sejauh ini.

Suasana dermaga penyeberangan pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh - Sabang yang sepi aktivitas (ilustrasi)
Foto: ANTARA/IRWANSYAH PUTRA
Suasana dermaga penyeberangan pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh - Sabang yang sepi aktivitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Penumpang dari pelabuhan Ulee Lheue Aceh menuju Kota Sabang, Aceh sepi pemudik pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik. Padahal Kota Sabang memiliki ketentuan boleh membawa penumpang sebanyak 50 persen dari biasanya. "Masih sepi, tidak terjadi lonjakan penumpang yang signifikan sejauh ini, baik itu untuk kapal cepat maupun kapal lambat," kata Koordinator Pelabuhan Ulee Lheue Aceh Fahrul Riza, di Banda Aceh, Kamis (6/5).

Fahrul mengatakan, penurunan bisa dilihat dari jumlah penumpang Maret 2021 mencapai 20.128 ribu, kemudian April hanya 11.750 penumpang. Kalau untuk Mei baru sampai 1.649 penumpang. "Hari ini kapal cepat hanya ada 16 penumpang di sini, kapal lambat sekitar 100 orang, jauh kalau dibandingkan dengan hari biasanya yang mencapai 500 orang," ujarnya.

Baca Juga

Fahrul menyampaikan, Menteri Perhubungan memang telah mengeluarkan peraturan Nomor 13 tahun 2021 tentang pengendalian pelarangan penggunaan dan pengoperasian transportasi umum untuk keperluan mudik selama masa pelarangan pada 6-17 Mei 2021. Namun, kata Fahrul, Pemerintah Kota Sabang mengeluarkan surat edaran tentang permintaan agar tetap membawa penumpang ke Sabang dengan batasan jumlah maksimal 50 persen dari hari normal biasanya.

"Kami menunggu surat edaran dari Gubernur Aceh, tetapi karena tidak ada, maka kepala dinas memutuskan kita mengikuti permintaan dari Wali kota Sabang tersebut, tapi juga sepi," kata Fahrul.

Fahrul menuturkan, pihaknya juga tidak melakukan pengurangan trip, dan tetap seperti normalnya yakni dua kali untuk kapal lambat dan tiga trip kapal cepat. Pada proses pelayaran penumpang diwajibkan menjaga protokol kesehatan. "Dengan dibatasi 50 persen penumpang maka bisa dilakukan jaga jarak sesuai prokes. Lalu kesehatan penumpang juga selalu kita cek, prokesnya berjalan," ujar Fahrul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement