Jumat 30 Apr 2021 12:58 WIB

Teladan Atha bin Abi Rabah Saat Menemui Penguasa

Teladan Atha bin Abi Rabah Saat Menemui Penguasa

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Teladan Atha bin Abi Rabah Saat Menemui Penguasa. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: Pixabay
Teladan Atha bin Abi Rabah Saat Menemui Penguasa. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Para saudagar, orang-orang kaya dan khalifah sering mendatangi Atha bin Abi Rabah kerap menawarkan gemerlapnya dunia. Namun Atha bin Abi Rabah menampik dan berpaling dari golongan dunia itu.

"Para Khalifah adalah membujuk agar Atha berkenan menjadi pendamping mereka," kata Abun Nada dalam bukunya Bintang-Bintang Terang.

Baca Juga

Bujukan para khalifah Tapi, Atha tolak sebab, takut agamanya tercemar oleh dunia. Meskipun begitu, Atha bin Abi Rabah kadang mengunjungi khalifah jika pertemuan itu dirasakan akan ada manfaatnya bagi umat.

"Beliau datang jika merasa perjumpaannya dengan khalifah akan memberi manfaat bagi kaum muslimin," katanya.

Utsman bin Atha Al-Khurasani bercerita:

"Aku pergi bersama ayah untuk menghadap khalifah Hisyam bin Abdul Malik.  Di perjalanan kami berjumpa seorang tua yang menunggang keledai hitam. Bajunya lusuh. Jubahnya usang. penutup kepalanya kusut. Pelananya terbuat dari kayu murahan."

"Siapa orang itu, Ayah?" Tanya Utsman

"Diamlah Usman!" kata ayahnya.

"Beliau Atha pemimpin para ahli fiqih Negeri Hijaz,"

Utsman menceritakan, "Ketika jarak kami telah dekat, ayah buru-buru turun dari Bighal, dan Atha pun turun dari keledai dan keduanya saling menanyakan kabar. Setelah itu, keduanya naik tunggangan masing-masing dan melanjutkan perjalanan.

Mereka kemudian tiba di depan pintu istana Hisyam bin Abdul Malik. Beberapa saat kemudian keduanya dipersilahkan menghadap khalifah.

Saat melihat Atha, Hisyam bin Abdul Malik buru-buru menyambutnya dengan sambutan yang sangat hangat dan penuh penghormatan.

"Marhaban! Marhaban!" kata Khalifah Hisyam

Khalifah  Hisyam mempersilakan duduk di kasurnya yang empuk dan indah. Para bangsawan yang semula berbincang-bincang dalam ruangan itu langsung terdiam untuk menghormati Atha bin Abi Rabah.

"Apa keperluan anda wahai Abu Muhammad?" tanya Hisyam

"Wahai Amirul Mukminin," kata Atha mengawali bicaranya.

"Hendaknya penduduk Haramain mendapat pembagian rezeki dan pemberian."

Mendengar saran itu Hisyam langsung mengintruksikan anggotanya.

"Baik sekretaris tulis bagi penduduk Makkah dan Madinah agar menerima bantuan selama daru tahun!" perintah Hisyam.

"Masih ada keperluan yang lain wahai Abu Muhammad?"

"Masih wahai Amirul Mukminin. Penduduk Hijaz dan Najd, asal mula Arab dan tempat para pemimpin Islam, jangan diambil kelebihan sedekah mereka," pinta Atha.

"Baik. Sekretaris, tulislah agar kita menolak penyerahan kelebihan sedekah mereka," perintah Hisyam.

"Apakah ada yang lain wahai Abu Muhammad?" tanya Hisyam

"Ada, Wahai Amirul Mukminin. Para prajurit yang menjaga perbatasan yang menjaga keamanan kaum muslimin berilah rezeki yang cukup pada mereka. Sebab, jika mereka tidak tenang menjaga perbatasan karena memikirkan keluarganya, lalu mereka terbunuh oleh musuh maka perbatasan lebih kita bisa lenyap."

Mendengan hal itu Hisyam menyuruh  sekretarisnya.

"Tulislah untuk ahli dzimmah agar mereka tidak dibebani dengan apa yang tidak mereka mampu!" katanya.

"Masih ada yang yang lain wahai Abu Muhammad?"

"Masih. Bertakwalah anda kepada Allah, wahak Amirul Mukminin. Ketahuilah bahwa Allah ciptakan anda seorang diri, anda akan mati seorang diri."

"Anda akan dibangkitkan di padang masyar seorang diri. Anda akan dihisab seorang diri. Demi Allah anda tidak akan melihat siapa pun." Atha pun pergi pamitan.

Mendengar hal itu khalifah Hisyam menangis sejadi-jadinya. Sekretaris khalifah Hisyam mengejar Atha dan memberikan hadiyah.

"Amirul Mukminin meminta saya memberikan uang emas ini kepada anda," katanya.

Atha menolak halus sambil mengutip surah Asy-Syu'ara 109.

"Tidak, saya tidak ada urusan dengan ini tahukah saudara, Allah ta'ala berfirman

"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan ajakan itu. Upahku tidak lain hanya dari Tuhan semesta alam." kata Atha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement