Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anggi Putri Beru Dinam

Analisis Sosiologi Midun di Novel Sengsara Membawa Nikmat

Eduaksi | Sunday, 25 Apr 2021, 16:12 WIB

ANALISISNILAI MORALITAS TOKOH MIDUN DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT DALAMPENDEKATAN SOSIOLOGI

Oleh: Anggi Putri Beru Dinam

Novelsengsara membawa nikmat diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun pertamaterbit 1929 dan Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu novelklasik Indonesia yang sangat populer. Bahkan kisahnya telah diangkat ke layarkaca dan menjadi tontonan wajib di masanya. Kisah ini pada intinya bertemakancinta yang dibalut intrik-intrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenjelaskan (1)karakter konflik novelSengsara Membawa Nikmat oleh Sutan Sati,(2)moralisasi karakter alam dinovel Sengsara Membawa Nikmat oleh Sutan Sati itudengan nilai baik dan buruk. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatifdeskriptif dengan pendekatansosiologi. Inti dari Hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa Tokoh dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Sutan Satiini mengalami konflik internal (batin).Pesan yang ingin disampaikan terlihatjelas dari judul Novel tersebut yaitu Sengsara Membawa Nikmat,. Bahwa, dalammengarungi sebuah kehidupan ada kalanya kita hidup tidak lepasdari ujian,cobaan dari Allah SWT. Sebaiknya, ketika kita mendapatkan ujian atau cobaankehidupan, kita harus bersabar dan menerimanya dengan ikhlas, karena nikmatkehidupan pasti akan kita dapatkan nantinya.

IstilahMoral berasal dari bahasa Latin, yakni mores kata jamak dari mos yang sepadandengan kataadat kebiasaan. Bilamana perkataan moral dibicarakan, selalu adaperkataan atau istilah lain seperti; nilai, norma, etika, kesusilaan, budipekerti,akhlak, dan adat istiadat, istilah-istilah tersebut juga hampirmemiliki makna konsep yang sama. Dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengansusila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentangtindakan manusia, mana yang baikdan mana yang patut dan wajar. Pada bagian inipenulis lebih mengarahkan tinjauan konsepsi moral daripada konsep yang lainyaitu nilai, norma, etika, kesusilaan, budi pekerti, akhlak, dan adat istiadat.Bahkan konsepsi di atas terkait erat dalam konsepsi karakter dalam PendidikanKarakter di Indonesia. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, moral berarti ajarantentang baik dan buruk dan kelakuan (akhlak,kewajiban dan sebagainya);Moralisasi uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yangbaik.Moral atau moralitas yaitu tata tertib tingkah laku yang dianggap baik danluhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat. Moral disebut juga kesusilaanditulis kesusilaan merupakan keseluruhan dari berbagai kaidah dan pengertianyang menentukan mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap durhaka dalamsuatu golongan (masyarakat). Pada hakeketnya tiap-tiap norma kesusilaanbersifat relatif.Berdasarkan arti kata moral di atas dapat diambil kesimpulanbahwa moral ialah tatanan atau ukuran yang mengatur tingkah laku, perbuatan dankebiasaan manusia yang dianggap baik dan buruk olehmasyarakat yangbersangkutan. Baik dan buruk orang yang satu dengan yang lainnya ada kalanyatidak sama. Oleh sebab itu masyarakat memberikan pedoman pokok tingkah laku,kebiasaan, dan perbuatan yang telah disusun dan dianggap baik oleh seluruhanggota masyarakat itu.Sosiologi sastra merupakan interdisipliner ilmu sastradengan sejarah. Junus bembahas sosiologi sastra atas enam hal. Salahsatunya,karya sasta dilihat sebagai dokumensosiobudaya. Pendekatan iniberdasarkan diri pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosiobudayasuatu masyarat pada suatu masa tertentu. Pendekatandalam suatu karya ini hanyatertarik pada unsur-unsur sosiobudaya yang ada didalam karya sastra. Ia hanyamendasarkan pada cerita tanpa mempersoalkan struktur karya. Pendekatan inimelihat hubungan langsung antara unsur dalam suatu karya dengan unsur dalammasyarat yang digambarkan dalam karya itu (Wahyudi. 2017:192).

Sosiologisastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada semesta, namunbisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca.Menurutpendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan,sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sinimengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karyasastra dan yang diacu oleh karya sastra. Konteks sosial pengarang adalah yangmenyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca,termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi diri pengarangsebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya. Sastrasebagai cermin masyarakat menelaah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagaipencerminan keadaan masyarakat. Fungsi sosial sastra, dalam hal ini ditelaahsampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan sampaiseberapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur dan sekaligussebagai pendidikan masyarakat bagi pembaca. Dalam karya sastra yang mengandungnilai-nilai moral dapat memotivasi masyarakat ke arah kehidupan yang lebihbaik. Di dalam karya sastra itu dapat diperlihatkan tokoh-tokoh yang memilikikebijkasanaan dan kearifan sehingga pembaca dapat mengambilnya sebagaitauladan.Pendekatan sosio adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami latarbelakang kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapanataupun zamannya pada saat cipta sastra itu diwujudkan.Kata sastra dalam bahasaIndonesiaberasal dari bahasa sanskerta ;akar kata hs-, dalam kata kerja turunanmengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi. Akhiran tra biasanyamenunjukkan alat, sarana. Maka dari itu sastra dapat berarti alat untukmengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran; misal silpasastra,buku arsitektur, kamastra buku petunjuk mengenai seni cinta. Kata susastraantampaknya tidak terdapat dalam bahasa sanskerta dan Jawa Kuno, jadi susastraadalah ciptaan Jawa dan/ atau Melayu yang kemudian timbul ( A. TEEW.2015:20) BerdasarkanWicaksono (2014) novel merupakan bagian dari genre prosa fiksi. Berkaitandengan pengertian novel sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi. Noveltermasuk fiksi karena novel merupakan hasil khayalan atau sesuatu yangsebenarnya tidak ada. Dalam novel sengsara membawa nikmat inti dari ceritaberdasarkan fakta penulis yang ditambahkan cerita khayalan dengan tujuanmempermanis serta menghibur. Secara etimologis, kata novel berasal darinovellus yang berarti baru. Novel adalah bentuk karya sastra cerita fiksi yangpaling baru. Menurut Robert Lindell, karya sastra yang berupa novel, pertamakali lahir di Inggris dengan judul pamella yang terbit pada tahun 1740 (AtikaWasilah, 2018:21)Nurgiyantoro (2002:321) menjelaskan sebuah karya sastra ditulisoleh pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang diidealkannya.karya sastramengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh denganpandangannya tentang moral. Secara umum karya sastra terbagi tiga yaitu, prosa,puisi dan drama. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi naratif yangberarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Satu di antara karya sastra prosaadalah novel.Wicaksono (2014) novel merupakan bagian dari genre prosa fiksi.Berkaitan dengan pengertian novel sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi.Novel termasuk fiksi karena novel merupakan hasil khayalan atau sesuatu yangsebenarnya tidak ada. Dalam novel sengsara membawa nikmat inti dari ceritaberdasarkan fakta penulis yang ditambahkan ceritakhayalan dengan tujuanmempermanis serta menghibur. novel termasuk jenis karya sastra fiksi naratifyang mengupas kehidupan manusia dan masyarakat sekitarnya.novelmerupakanpengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang)terjadi konflik konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalanhidup antara para pelakunya (Ahadiat, (2007:25). Selain itu novel mengandungpesan atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat itudapat berupa pesan agama,kritik sosial atau pesan moral. Jadi, berdasarkanpenjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa novel merupakan pengungkapankehidupan manusia dimana terjadi konflik konflik yang akhirnya mengakibatkanterjadinya perubahan jalan hidup para pelaku. Selain itu, novel mengandungnilai-nilai moral yang menggambarkan sikap dan tingkah laku seseorang di dalamcerita, memberikan pelajaran dan amanat bagi pembaca untuk berprilaku sesuainorma dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ataupunbermasyarakat.meskipun novel sebuah cerita rekaan, tetapi novel mampumemberikan manfaat dan mempengaruhi pembaca. Salah satu novel yang menceritakanberbagai masalah kehidupan adalah novel Sengsara Membawa Nikmat karya St. Sati.Terdapat banyak pelajaran dan amanat yang dapat kita terapkan di dalamkehidupan. Alasan penulis memilih novelsengsara Membawa nikmat karya Sutan Satikarena novel ini memiliki gambaran tentang kesabaran seseorang dalam mengalamipermasalahan atau konflik dengan orang lain. Novel Sengsara Membawa Nikmatkarya Sutan Sati juga banyak mengandung pesan moral yang disampaikan kepadapembaca. Karena berisi tentang kehidupan seorang laki-laki yang seringmengalami konflik dengan orang lain, dengan kesabarannya dalam menghadapimasalah mengantarkan ia menjadi seorang pemimpin. Novel ini juga banyakmemberikan pelajaran kepada kita mengenai kehidupan terutama tentang nilaiimoral, yang mana nilai moral merupakan aturan dan norma yang dapat bermanfaatbagi kehidupan. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti novel ini denganjudul Konflik dan Moralitas Tokoh dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat karya St.Sati.sastra mengungkapkan banyak permasalahan kehidupan manusia diantaranyaadalah masalah psikologis, sosiologis, sejarah, dan agama. Karya sastramelahirkan sesuatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhankeindahan manusia serta menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dandirasakan sastrawan. Sesuai penjelasan tersebut Semi (1988:8) mengungkapkanbahwa sastra adalah suatu bentuk danhasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknyaadalah manusia itu dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagaimediumnya. Unsur-unsur sebuah karya sastra merupakan pembangun yang menjaditolok ukur sebuah karya sastra.secara jelas unsur intrinsik merupakan landasanatau dasar di dalam menganalisa salah satunya konflik. Sebuah cerita selalumemunculkan aksi dan pengalaman sejumlah tokoh melalui adegan khusus menujutujuan yang dapat diterima sebagai sesuatu yang berarti. Pengalaman yangdikisahkan selalu memiliki karakter masalah atau konflik. Cerita yang hanyamenyajikan pengalaman rutin atau biasa tidak akan menarik jika tidak memilikiperistiwa konflik. Menurut Nurgiyantoro (2010:122) konflik (conflict) adalahperistiwa, hal penting fungsional dan utamadalam pengembangan plot cerita padasuatu karya. Antara konflikdan peristiwa mempunyai hubungan yang erat dan dapatsaling menyebabkan satu sama lain. Ada peristiwa lain pun dapat bermunculan.Konflik demi konflik disusul oleh peristiwa demi peristiwa akan menyebabkankonflik semakin meruncing. Lain halnya menurut Meredith dan Fitzgerald (dalamNugiyantoro, 2010:122) bahwa: Konflik sebagai sesuatu bersifat tidakmenyenangkan yang terjadiatau dialami tokoh-tokoh itu mempunyai kebebasan untukmemilih, iatidak memilihperistiwa itu akan menimpa dirinya. Jadi, dapatdisimpulkan bahwa konflik merupkan perlawanan dua kekuatan yang hampir samayang menyiratkan aksi-aksi balasan dalam waktu yang sama dan bersifat tidakmenyenangkan. Menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2010:124) bentuk konfliksebagai bentuk kejadian dapat dibedakan ke dalam dua kategori: konflik fisikdan konflik batin. Konflik batin (internal) adalah konflik yang terjadi dalamhati, jiwa seorang tokoh (atau tokoh-tokoh) cerita. Jadi, ia merupakan konflikyang dialami manusia dengan dirinya sendiri, ia merupakan permasalahan internseorang manusia. Misalnya, hal itu terjadi akibat pertentangan antara duakeinginan, keyakinan pilihan yang berbeda, harapanharapan, atau masalah-masalahlainnya. Dapat disimpulkan bahwa beberapa konflik di atas saling berkaitan,saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, dan dapat terjadi secarabersamaan. Konflikfisik (eksternal) adalah konflik yang terjadi antaraseseorang tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, mungkin dengan tokoh lain ataudengan alam. Misalnya, konflik dan atau permasalahan yang dialami seorang tokohakibat adanya banjir besar, gunung meletus, kemarau panjang, dan sebagainya.Konflik sosial, sebaliknya adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontaksosial antarmanusia, atau masalah-masalah yang muncul akibat hubunganantarmanusia. Konflik sosial berupa masalah peperangan, perburuhan, ataukasus-kasus hubungan sosial lainnya. Jadi, antara konflik internal daneksternal tersebut saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu denganyang lain, sekaligus terjadi dan dialami oleh seorang tokoh cerita dalam waktuyang bersamaan. Bahkan tidak berlebihan bahwa menulis cerita sebenarnya adalahmembangun atau mengembangkan konflik-konflik itu sendiri yang dapat ditemukandan dikembangkan berdasarkan konflik yang ditemui di dunia nyata. Tokoh adalahorang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang olehpembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu sepertiyang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan(abamsdalam Nurgiyantro,2005:165)Sedangkan penokohan menurut Jones (dalamNurgiyantoro, 2005:165) adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorangyang ditampilkan dalam sebuahcerita. Amanat atau pesan moral dalam karya sastrabiasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang kepada pembaca.menurut Semi(1984:27), amanat atau pesan moral yang hendak disampaikan pengarang harusdicari oleh pembaca atau penonton. Pengarang pasti menyampaikan amanat dalam karyanya.Pembaca harus jeli melihat amanat yang ada, baik yang tersirat maupun yangtersurat. Nilai moral tidak terpisah dari nilai-nilai lainnya. Dengan katalain, bahwa moral adalah nilai-nilai dan normanorma yang menjadi pegangan bagiseseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunnya. Semi (1984:71)menyebutkan moral dalam pengertian filsafat merupakan suatu konsep yang telahdirumuskan oleh sebuah masyarakat untuk menentukan kebaikan dan keburukan.Nilai moral harus selalu berkompetisi dengan nilai lainnya, bahkan dengansegala yang ada di alami, dan nilai moral yang bertahan (tetap) yang dikatakandengan baik. Sedangkan nilai-nilai yang tidak bertahan (kalah dengan perjuanganantar nilai) dipandang sebagai buruk. Dengan demikian, moral timbul dariimbauan hati nurani. Nilai tersebut dapat berupa nilai baik maupun nilai buruk,tergantung dari diri seseorang apakah ia menantang atau mewujudkan nilai moraltersebut. Semuanya tergantung dari kebebasan seseorang. Dalam penelitian iniaspek moral yang akan dikaji adalah nilai baik dan nilai buruk.

Jenispenelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Bogdandan Taylor(dalammoleong, 2007:3) menyatakan penelitian kualitatif sebagai prosedurpenelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari orang-orang dan prilaku yang diam. Metode penelitian kualititatifmerupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yangberkaitan dengan data berupa narasi yang bersumber dari aktivitas wawancara, pengamatan,pengalian dokumen.Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah metodedeskriptif yaitu megumpulkan data, dan membuat kesimpulan laporan. Pelaksanaanmetode deskriptif dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisiskonflik tokoh utama dan moralitas dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karyaSutan Sati. Data dalam penelitian ini adalah peristiwa-peristiwa konflik dannilai moral pada tokoh utama yang terjadi dalam novel Sengsara Membawa Nikmatkarya Sutan Sati, sedangkan objek penelitiannya adalah berupa dialog-dialogyang ada dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya Sutan Sati tersebut. Fokuspenelitian adalah konflik internal dan eksternal, nilai baik dan nilai burukyang terjadi pada tokoh dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karya SutanSati.Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah: (1)membaca novel Sengsara Membawa Nikmat karya Sutan Sati sehingga dapat memahamipesan dan isi cerita yang disampaikan dalam novel tersebut, (2) menandai objekpenelitian yang telah ditemukan yaitu konflik internal dan eksternal, nilaibaik dan nilai buruk pada novel, (3) mencatat semua data yang telah ditemukanberdasarkan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, (4)mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan konflik internal dan eksternal,nilai baik dan nilai buruk pada tokoh dalam novel Sengsara Membawa Nikmat karyaSutan Sati.

Setelahdilakukan analisis terhadap konflik internal tokoh dalam novel Sengsara MembawaNikmat karya Sutan Sati, berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian inidiperoleh, Pertama, bahwa konflik internal yang dialami Kecak disebabkan olehmasalah perasaan yang suka iri, berburuk sangka kepada Midun yang banyakdisenangi oleh orang. Sedangkan konflik internal yang dialami tokoh Midundisebabkan karena sikap Kacak yang selalu mencari masalah dengannya, padahalMidun tidak pernah mengusik Kacak. Begitu juga dengan Pak Midun, ia jugamengalami konflik internal yang disebabkan karena Kacak sering mencelakaianaknya. Konflik yang terjadi adalah konflik batin karena tokoh seringmengalami masalah.Kedua, bahwa konflik eksternal yang dialami Kacak dan Midundisebabkan oleh pertentanganantara tokoh dengansesuatu yang ada di luar dirinyayaitu lingkungan manusia atau orang lain. Ketiga, hal yang dominan dalam novelSengsara Membawa Nikmat karya Sutan Satiini adalah mengenai konflik dengandirinya dan konflik antara sesame tokoh. perilakunya amat tercela, ia orangsombong, iri hati, perkataannya selalu kasar dan sering mencelakai Midun bahkaningin membunuh Midun. Sebagai manusia perilaku demikian amat tidak baik, semuabertentangan dengan agama dan moral. Sedangkan pada tokoh Midun terdapat nilaimoral tentang kebaikan, karena Midun adalah tokoh yang rendah hati, rajinberibadah, berperilaku sopan kepada semua orang, suka menolong sesama, rendahhati dan amat penyabar.

Berdasarkanhasil pembahasan terkait dengan konflik dan moralitas dalam novel SengsaraMembawa Nikmat karya Sutan Sati, maka dapat disimpulkan Tokoh dalam novelSengsara Membawa Nikmat karya Sutan Sati ini mengalami konflik internal(batin). Nilai moralitas pada novel SengsaraMembawa Nikmat karyaSutan Sati,terdapat nilai baik dan nilai buruk. Nilai baik ditemukan pada tokoh bernamaMidun, karena Midun adalah orang yang baik, sopan, rendah hati, sukamenolong,dan taat agama.Sedangkan nilai buruk terdapat pada tokoh Kacak, karenaia seseorang yang iri hati,sombong, jahat, perkataannya sangat kasar, danselalu mencelakai tokoh Midun.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image