Jumat 23 Apr 2021 14:21 WIB

Menengok 'Hagia Sophia' di Malang

Pengelola sedang merencanakan pembangunan dua menara pada 2021

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Masjid Agung Al Hidayah Malang
Foto: Ist
Masjid Agung Al Hidayah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, Tak perlu jauh-jauh untuk bisa menikmati keindahan Hagia Sophia di Turki. Paras indah dari bangunan bersejarah tersebut bisa dinikmati di Masjid Agung Al Hidayah,  Kabupaten Malang.

Masjid Agung Al Hidayah berada di Dusun Donowarih, Desa Karangan, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Keindahan masjid yang terletak di sekitar jalan raya ini dapat dinikmati khalayak umum. Terutama mereka yang hendak melakukan perjalanan dari Kabupaten Malang ke Kota Batu dan sebaliknya.

Kemegahan masjid berwarna cokelat ini terlihat semakin nyata saat memasuki bangunan berlantai tiga tersebut. Ukiran-ukiran indah dan desain ala Haghia Sophia disertai kaligrafi membuat siapapun terpana menyaksikannya. Suasana sejuk dengan iringan sayup-sayup suara bacaan Alquran dari para jemaah membuat pengunjung nyaman berada di dalamnya.

Sekretaris Masjid Agung Al Hidayah Anas Firdaus mengatakan, tidak diketahui pasti tahun berdirinya masjid Al Hidayah. Sebab, masjid ini sudah ada sejak masa kolonial Belanda. "Dan masjid (pada masa) awal masih berupa (berbahan) besek bambu," kata Anas saat ditemui wartawan di Masjid Agung Al Hidayah Kabupaten Malang.

 

Masjid setidaknya sudah direnovasi sebanyak empat kali. Pada masa awal, bangunan masjid diganti dari besek bambu menjadi batu bata. Kemudian bangunan direnovasi kembali pada 1988 dan terakhir perbaikan total pada 2008.

 

Biaya renovasi masjid hingga seperti saat ini berasal dari dana masyarakat. Jumlah dana yang dihabiskan untuk pembangunan yang berlangsung selama 10 tahun ini mencapai Rp 6 miliar. "Itu yang tercatat, yang belum tercatat seperti orang sedekah dan naruh semen dan lainnya tanpa tercatat. Itu belum masuk di pembukuan," ucapnya.

 

Renovasi bangunan yang dimulai pada 2008 benar-benar dibongkar secara total. Namun pembongkarannya dilakukan secara bertahap, tidak langsung seketika. Selama pembangunan, jemaah masih bisa tetap menggunakan masjid untuk shalat, mengaji dan sebagainya.

 

Di sisi lain, Anas mengaku sering mendengar Masjid Agung Al Hidayah mirip dengan Haghia Sophia di Turki. Hal ini wajar karena arsitek dari masjid tersebut termasuk seniman. Arsitek ingin menciptakan sesuatu yang unik pada masjid yang memiliki luas 20 x 30 meter persegi tersebut.

 

"Dia ingin membuat masjid yang ada bedanya di Malang. Insya Allah masjid ini yang hampir mirip seperti ini hanya di sini untuk yang mirip Hagia Sofia," ungkap Anas.

 

Untuk mempercantik masjid, pengelola sedang merencanakan pembangunan dua menara pada 2021. Ikon yang diletakkan di sisi utara dan selatan masjid ini akan memiliki tinggi 45 meter. Tidak ada makna filosofis di dalamnya karena arsitek hanya ingin menyesuaikan garis simetris masjid.

 

Serupa dengan masjid pada umumnya, Masjid Al Hidayah juga memiliki sejumlah kegiatan selama Ramadan. Selain melaksanakan shalat wajib dan sunah berjamaah, masjid yang memiliki daya tampung 700 jemaah ini juga mengadakan  pembagian takjil. "Shalat tarawih seperti biasa setelah salat tarawih ada kajian atau tadarus. Nanti setelah shalat subuh itu ada kajian kitab," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement