Jumat 23 Apr 2021 13:27 WIB

Khofifah Perbolehkan Santri Mudik Jelang Lebaran

Diperbolehkannya santri pulang agar pengasuh ponpes dan keluarga tak khawatir

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merapikan masker di wajahnya disela-sela menyerahkan bantuan pada
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merapikan masker di wajahnya disela-sela menyerahkan bantuan pada

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus mengkoordinasikan terkait rencana penyekatan di perbatasan provinsi, dalam upaya mengantisipasi arus mudik lebaran idul fitri 2021. Koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah terkait dan jajaran kepolisian. Apalagi di saat yang bersamaan, kemungkinan santri-santri yang ada di pondok pesantren di wilayah setempat, akan pulang ke kampung halaman.

"Pada saat yang sama bahwa ada kepulangan para santri. Kalau para santri ini pulang, lalu jalan sudah disekat berarti mereka kan butuh surat pengantar," kata Khofifah di Surabaya, Jumat (23/4).

Khofifah mengatakan, pihaknya memperbolehkan para santri pulang ke rumah masing-masing dimaksudkan agar para pengasuh pondok pesantren maupun keluarga santri tidak merasa khawatir akan ancaman penularan Covid-19. "Jangan ada pengasuh pesantren yang khawatir atau wali santri yang khawatir. Maka semua harus dikoordinasikan," ujar Khofifah.

Selain itu, Pemprov Jatim juga tengah menyiapkan skema terkait rencana kepulangan pekerja migran Indonesia asal Jatim, yang kontraknya segera berakhir. Khofifah mengungkapkan, ada sekitar 14 ribu pekerja migran Indonesia asal Jatim yang rencana dipulangkan sepanjang ramadhan ini.

"Kalau data ini tidak direvisi, sekitar 14 ribu. Gede sekali. Tahun lalu aja cuma 2.100. Jadi bulan ramadhan sampai dengan pasca idul fitri kemungkinan 14 ribu. Mereka kan bukan mudik karena memang kontraknya habis," kata Khofifah.

Khofifah melanjutkan, nantinya rata-rata ada sekitar 600 hingga 700 pekerja migran yang kembali ke Jatim setiap harinya. Berdasarkan jumlah tersebut, menurutnya yang juga harus disiapkan adalah tempat karantina. Karantina perlu dilakukan untuk memastikan para pekerja migran tersebut bebas dari penularan Covid-19, sebelum dikembalikan ke keluarganya.

Khofifah mengakui, kapasitas ruang isolasi yang ada, tidak mencukupi untuk menampung para pekerja migran yang baru kembali tersebut. Maka, kata dia, harus mencari opsi-opsi lain sebagai langkah antisipasi. Tempat-tempat yang memungkinkan bisa dijadikan tempat karantina harus dimaksimalkan.

"Tempat untuk karantina ini gak cukup kalau kira-kira ada 14 ribu. Ini yang kemudian harus mencari opsi. Dulu ada punyanya Korem di (bandara) Juanda itu kita sudah pernah menyiapkan tahun lalu. Bisa saja itu difungsikan kembali," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement