Kamis 22 Apr 2021 23:06 WIB

Sistem Pengelolaan Sampah Diminta Lebih Bertanggung Jawab

Diperkirakan, total produksi sampah nasional mencapai 67,8 juta ton pada 2020.

Pengolahan sampah. Ilustrasi
Foto: Republika/Abdan Syakura
Pengolahan sampah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sampah menjadi masalah utama di kota-kota besar di Indonesia. Setiap tahun, jumlah sampah yang diproduksi penduduk Indonesia terus naik, tidak sebanding dengan kapasitas penampungan dan pengolahan sampah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi total produksi sampah nasional mencapai 67,8 juta ton pada 2020. Jumlah itu berarti setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 185.753 ton sampah.

Kepala Riset & Edukasi Zerowaste.id, Nila Patty mengatakan, masalah sampah merupakan masalah kompleks. Pasalnya bukan hanya kebiasaan, namun juga fasilitas, regulasi, dan pelaku bisnis yang mengemas produk.

"Kita bicara cara perilaku masyarakat. Fokus bagaimana masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Tapi membuang sampah pada tempatnya tidak cukup jika sistem yang ada itu tidak membantu bagaimana mengelola dengan sangat baik. Selain itu ketika pelaku bisnis tidak membuat suatu kemasan yang baik, tidak ramah lingkungan atau berada di lingkungan selamanya, itu akan menjadi problem juga," kata Nila dalam webinar Earth Day Forum 2021 dengan tema Satu Langkah Menuju Gaya Hidup Hijau, Kamis (22/4).

Menurut Nila, permasalahan sampah melibatkan banyak stakeholder untuk menghasilkan solusi. Regulasi yang dihasilkan pemerintah pun harus dipersiapkan agar ketika diterapkan, masyarakat siap melakukannya.

 

"Zerowaste Indonesia fokus pada perubahan sikap, memberikan edukasi, dan memberikan  awareness kepada masyarakat. Zero bersama pemerintah dan organisasi bekerjasama dengan regulasi dan bagaimana kami bisa implementasi. Ketika sudah ada jembatan komunikasi antara masyarakat yang paham bahwa kita harus mengurangi sampah, ramah lingkungan dan ada regulasi penegakan hukum di sana, maka ada sinergi. Effort yang dilakukan semua pihak akan terjadi dan perjalanannya akan mulus," ujarnya. 

Pendiri EwasetRJ Muhammad Rafa Ibnusina Jafar mengatakan, masalah sampah tidak hanya tidak membuang sampah sembarangan. Sampah tidak berakhir di tempat sampah, tapi melalui banyak proses dan melibatkan banyak orang.

EwasteRJ sebagai komunitas yang fokus pada permasalahan sampah elektronik di Indonesia menyoroti pembuangan sampah elektronik yang masih belum disadari masyarakat Indonesia. Apalagi saat ini belum tersedia tempat sampah elektronik di tempat umum dan minimnya edukasi cara pembuangan sampah elektronik.

"Kami fokus tiga kegiatan. Yaitu kampanye (campaign), mengumpulkan sampah elekttronik (collect), dan mendaur ulang di tempat yang tepat (circulate)," kata Rafa.

Sementara itu Senior Product Manager Garnier Indonesia Diana Beauty mengatakan Garnier sebagai number one beauty company in the world  dan di Indonesia berperan besar menjadikan bumi lebih hijau. 

"September tahun lalu kami launching kampanye green beauty. Dan itu memang tranformasi, seluruh rantai produksi kami seperti kemasan. Kami bekerjasama dengan eRecycle, membantu masyarakat bisa memulai daur ulang. Aplikasi eRecycle, sampah yang sudah dipilah bisa dijemput di rumah," kata Diana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement