Kamis 22 Apr 2021 13:43 WIB

Kemenperin Pacu Produsen Kompor Listrik

Pemerintah mencanangkan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik atau Induksi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Kompor listrik.
Foto: foto istimewa
Kompor listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mengimbau dan mengajak semua pihak memprioritaskan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini guna menjaga keberlangsungan usaha sektor industri di tengah dampak pandemi Covid-19.

“Apabila sektor industri tetap beroperasi, tentu saja akan memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional. Misalnya, selain memenuhi kebutuhan masyarakat, juga akan menyumbangkan kepada devisa dari ekspor dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (22/4).

Baca Juga

Menperin menegaskan, di tengah situasi pandemi saat ini, sektor industri manufaktur dalam negeri terus dipacu untuk menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat. “Salah satu sektor industri yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat, contohnya produsen kompor listrik,” kata dia. 

Hal tersebut sejalan dengan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik atau Induksi yang telah diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal itu melalui penandatanganan MoU untuk diversifikasi kompor gas LPG menjadi kompor listrik. 

Guna mendukung program 1 juta kompor listrik ini, Direktur Jenderal Industri Logam Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier telah memastikan kemampuan produksi industri dalam negeri. “Saat ini telah ada dua industri dalam negeri yang sudah memproduksi kompor listrik (induksi), yang pertama, PT Adyawinsa Electrical and Power," sebutnya.

Merek produk pertama yakni Myamin, berkapasitas produksi 17 ribu unit per tahun untuk satu lini produksi dan dapat ditingkatkan hingga delapan lini produksi. Kemudian kedua yaitu PT Maspion, dengan merek Maspion, yang memiliki kapasitas sebanyak 300 ribu unit per tahun. 

Ditjen ILMATE juga sudah melakukan koordinasi dengan PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) yang telah menyatakan kesiapannya memproduksi kompor listrik. “Dengan begitu, kami optimistis industri dalam negeri mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi satu juta kompor listrik,” tuturnya. 

Seperti diketahui, pemanfaatan listrik sebagai energi rumah tangga memiliki keunggulan lebih hemat, praktis, modern, nyaman, aman, ramah lingkungan (tanpa gas CO), tanpa api. Selain itu, Kementerian BUMN menyampaikan, pemerintah dapat menghemat Rp 60 triliun dari nilai impor LPG serta merupakan salah satu upaya memaksimalkan cadangan listrik yang ada untuk dialihkan penggunaannya agar masyarakat dapat beralih ke kompor listrik.

Demi memastikan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik ini dapat berjalan dengan dukungan dari industri dalam negeri, Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), serta kementerian dan lembaga terkait lainnya. Hal itu guna menyusun strategi bersama dalam meningkatkan pererapan kompor listrik atau induksi hasil produksi dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement