Rabu 21 Apr 2021 22:40 WIB

MI5 Peringatkan Spionase Pegawai Inggris Lewat LinkedIn

LinkedIn belakangan dijadikan media spionase oleh sebagian agen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Linkedin belakangan dijadikan media spionase oleh sebagian agen. Ilustrasi
Linkedin belakangan dijadikan media spionase oleh sebagian agen. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Setidaknya 10 ribu warga negara Inggris telah didekati oleh profil palsu yang terkait dengan negara yang bermusuhan, di jejaring sosial profesional LinkedIn, selama lima tahun terakhir.

 

Baca Juga

Layanan Keamanan Inggris (The Secret Service) atau MI5, memperingatkan bahwa pengguna yang telah menerima permintaan koneksi semacam itu mungkin kemudian terpikat untuk berbagi rahasia. "Profil berbahaya sedang digunakan pada skala industri," kata Kepala MI5, Ken McCallum, dilansir di BBC, Rabu (21/4). 

 

Sebuah kampanye telah diluncurkan untuk mendidik pegawai pemerintah tentang ancaman tersebut. Upaya 'Think Before You Link' telah memperingatkan mata-mata asing menargetkan mereka yang memiliki akses ke informasi sensitif. 

 

Satu kekhawatiran adalah rekan-rekan korban, pada gilirannya, menjadi lebih bersedia untuk menerima permintaan tindak lanjut. Hal ini karena tampaknya mereka memiliki kenalan yang sama. 

 

MI5 tidak secara spesifik menyebut LinkedIn, tetapi BBC News telah mengetahui bahwa layanan milik Microsoft memang platform yang terlibat. 

 

Angka 10 ribuan termasuk staf di hampir setiap departemen pemerintah serta industri utama, yang mungkin ditawari kesempatan berbicara atau bisnis dan perjalanan yang dapat mengarah pada upaya untuk merekrut mereka untuk memberikan informasi rahasia. 

 

Dan diperkirakan sejumlah besar dari mereka yang awalnya mendekati terlibat dengan profil yang menghubungi mereka secara daring. "Tidak ada yang kebal untuk dimanipulasi secara sosial untuk melakukan kesalahan melalui pendekatan ini," kata panduan yang diberikan kepada staf pemerintah. 

 

Kampanye yang dijalankan Pusat Perlindungan Infrastruktur Nasional, yang melapor ke MI5, meminta staf pemerintah untuk fokus pada empat R. Adapun 4 R itu antara lain mengenali profil berbahaya, menyadari potensi ancaman, melaporkan profil yang mencurigakan kepada manajer keamanan dan menghapus profil. 

 

"Sejak dimulainya pandemi, banyak dari kami telah bekerja dari jarak jauh dan harus menghabiskan lebih banyak waktu di rumah menggunakan perangkat pribadi kami," kata Kepala Petugas Keamanan Inggris, Dominic Fortescue. 

 

Akibatnya, staf menjadi lebih rentan terhadap pendekatan jahat dari layanan keamanan yang tidak bersahabat dan organisasi kriminal di media sosial. 

 

Amerika Serikat dan negara lain telah meluncurkan kampanye serupa. Mantan perwira CIA Kevin Mallory dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, setelah terbukti memberikan rahasia ke China setelah melakukan pendekatan di LinkedIn. 

 

Dan langkah Inggris juga didukung oleh anggota aliansi intelijen Five Eyes lainnya, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement