Selasa 20 Apr 2021 11:38 WIB

Dosen UGM Raih Hermes Startup Award 2020

RiTx Bertani meraih Hermes Startup Award 2020.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
(Foto: ilustrasi pertanian)
Foto: Pxhere
(Foto: ilustrasi pertanian)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho, lewat Tim Startup RiTx Bertani sukses menoreh prestasi. Mereka jadi pemenang pertama  kategori startup dalam Hermes Award 2020 yang digelar Hannover Messe Jerman.

Bayu mengatakan, kehadiran RiTx Bertani dilatar belakangi hasil penelitian saat menempuh pendidikan S3. Saat itu, berdasarkan data sekunder periode 1980-2010 menunjukkan adanya penurunan produktivitas sektor pertanian hingga 20 persen.

Baca Juga

Hal ini merupakan imbas kurangnya akses informasi petani terhadap ketidakpastian iklim dan cuaca. Sedangkan, prakiraan BMKG hanya sampai tingkat kabupaten atau kota yang kurang tepat jadi acuan karena jarak dua kilometer cuaca bisa berbeda.

"Saat petani ditanya mereka hanya menuturkan gagal panen yang terjadi karena salah mongso (musim). Padahal, ketidakpastian iklim dan cuaca dapat dipelajari secara ilmiah. Iklim merupakan siklus dan pergeseran cuaca dapat diprediksi," kata Bayu, Selasa (20/4).

Bayu menuturkan, tujuan utama RiTX Bertani selain meningkatkan produktivitas petani, juga merubah perilaku bertani berbasis data terstruktur. Startup RiTx Bertani PT. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa memiliki konsep Smart Farming 4.0.

Menggunakan alat sensor untuk melakukan pengambilan data secara real-time dari lahan pertanian dan perkebunan. Data didapatkan berupa cuaca, suhu, kelembaban, kekuatan angin, hingga PH tanah dan kesuburan.

Kemudian, Bayu mengembangkan algoritma untuk menerjemahkan data tersebut menjadi informasi yang akurat bagi petani yang dapat diakses melalui aplikasi. Seperti kapan perlu menambahkan air dan pupuk hingga informasi cuaca saat itu.

Selain itu, RiTx Bertani menyediakan fitur identifikasi hama menggunakan AI dan fitur edukasi dari mulai proses tanam hingga proses penjualan hasil tani. Maka itu, ia merasa senang dan bangga apa yang dikembangkan mampu raih penghargaan.

 

"Penghargaan ini wujud apresiasi semua kerja keras tim selama ini sekaligus jadi pemicu kami lebih baik dan semangat berinovasi membantu petani," ujar Bayu.

Saat ini, RiTx Bertani sudah dapat digunakan untuk 38 jenis komoditas pangan dan hortikultura dan hanya perlu satu jam untuk pemasangan sensor di lapangan. RiTx Bertani sudah diterapkan di 22 kabupaten dengan target tahun ini 76 kabupaten.

"Saya berharap RiTx Bertani dapat terus berkembang dan berinovasi agar memberikan dampak yang luas bagi petani di Indonesia," kata Bayu.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement