Selasa 20 Apr 2021 07:53 WIB

Pemerintah Manfaatkan Momen Lebaran untuk Genjot Konsumsi

Konsumsi yang meningkat diyakini menjadi jurus ampuh untuk dorong pertumbuhan ekonomi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memanfaatkan momentum Ramadhan dan Lebaran untuk mendongkrak belanja masyarakat. Konsumsi yang meningkat diyakini menjadi jurus ampuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021. 

Sejumlah jurus yang dilakukan pemerintah untuk mendorong konsumsi ini beragam. Di antaranya, memastikan tunjangan hari raya (THR) buruh dibayarkan tepat waktu oleh perusahaan, kepastian THR untuk PNS, mempercepat penyaluran bansos, hingga subsidi ongkos kirim dalam program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). 

Baca Juga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, kepastian mengenai pencairan THR karyawan dan buruh sudah dituangkan dalam SE Menteri Ketenagakerjaan nomor M/6/HK.04/IV/2021. Aturan tersebut mengharuskan perusahaan membayarkan THR secara penuh paling lambat H-7 Lebaran. Sementara itu, THR untuk PNS, Polri, dan TNI dipastikan akan cair H-10 Lebaran. 

Kemudian untuk ASN dan prajurit TNI-Polri, ini juga difinalisasi oleh Ibu Menkeu dan akan dibayarka H-10," kata Airlangga usai rapat terbatas di kantor presiden, Senin (19/4) sore. 

Jurus lain untuk meningkatkan konsumsi, pemerintah mempercepat penyaluran bantuan sosial. Airlangga menyampaikan, bansos dalam bentuk Kartu Sembako periode Mei-Juni akan dicairkan lebih maju di awal Mei nanti. Hal ini diharapkan bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran. "Kemudian bansos berupa beras sedang dalam pematangan, yakni terkait dengan 10 kg sasaran peserta kartu sembako non-PKH," kata Airlangga. 

Terakhir, pemerintah akan menyubsidi ongkos kirim dalam program Harbolnas. Harbolnas ini akan digelar serentak di sejumlah marketplace pada H-10 dan H-5 Hari Raya Idul Fitri. Tak tanggung-tanggung, pemerintah juga menyiapkan Rp 500 miliar untuk subsidi biaya ongkos kirim. Tapi, rencananya bebas ongkir hanya berlaku untuk produk-produk nasional saja.

"Untuk program Harbolnas Ramadhan, dengan ongkos kirim ditanggung pemerintah atau platform digital," kata Airlangga. 

Selain itu, pemerintah juga merilis data yang menunjukkan perbaikan tren konsumsi masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, hasil monitor big data dari perbankan menunjukkan adanya kenaikan belanja secara nasional yang cukup signifikan pada bulan April 2021. 

"Di mana tumbuh 32,48 persen secara YoY untuk yang non-seasonally adjusted, dan 13,11 persen untuk yang seasonally adjusted," kata Airlangga.

Selain itu, peningkatan konsumsi juga terlihat pada capaian angka PMI yang menyentuh 53,2, jauh di atas rata-rata angka PMI sebelum tahun 2019 yang hanya bertahan di 51. Penerimaan sektor industri, ujar Airlangga, juga tercatat mengalami perbaikan, tumbuh 10,26 persen secara tahun ke tahun untuk yang seasonally adjusted dan tumbuh 1,46 persen untuk seasonally adjusted. Sebagai informasi, perhitungan data statistik dengan seasonal adjustment dilakukan untuk mengeliminasi pengarum musiman. 

"Nah selanjutnya, untuk menjaga keseimbangan pengendalian covid dan pengungkit ekonomi, pemerintah melakukan beberapa program. Yaitu pengendalian covid melalui pembatasan kegiatan, baik kegiatan mudik, kegiatan pembatasan bepergian," kata Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement