Selasa 20 Apr 2021 05:55 WIB

Liga Super Eropa Dinilai Bakal Buat Rugikan Klub Gurem

Liga Super Eropa akan melebarkan kesenjangan antarklub dan klub-klub elite

Pemandangan umum stadion Tottenham Hotspurs di London, Inggris, 19 April 2021. Pada dini hari 19 April 2021 dua belas klub sepak bola Eropa, AC Milan, Arsenal FC, Atletico de Madrid, Chelsea FC, FC Barcelona, ??FC Internazionale Milano, Juventus FC, Liverpool FC, Manchester City, Manchester United, Real Madrid CF dan Tottenham Hotspur telah mengumumkan pembentukan Liga Super yang akan menyaingi kompetisi klub UEFA yang sudah ada dan telah dikecam keras oleh UEFA.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Pemandangan umum stadion Tottenham Hotspurs di London, Inggris, 19 April 2021. Pada dini hari 19 April 2021 dua belas klub sepak bola Eropa, AC Milan, Arsenal FC, Atletico de Madrid, Chelsea FC, FC Barcelona, ??FC Internazionale Milano, Juventus FC, Liverpool FC, Manchester City, Manchester United, Real Madrid CF dan Tottenham Hotspur telah mengumumkan pembentukan Liga Super yang akan menyaingi kompetisi klub UEFA yang sudah ada dan telah dikecam keras oleh UEFA.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Pakar keuangan olahraga dari DBRS Morningstar Michael Goldberg meyakini Liga Super Eropa akan merugikan klub-klub kecil, karena dapat menurunkan angka penonton serta nilai kontrak hak siar liga-liga domestik.

Menurut Goldberg kerangka Liga Super Eropa akan melebarkan kesenjangan antarklub dan klub-klub elit akan semakin kaya, mudah menggaet pemain yang lebih baik dan semakin gampang memenangi kompetisi domestik dibandingkan yang sudah terjadi saat ini.

"Dari sudut pandang finansial, klub-klub Liga Super mungkin akan lebih baik, tetapi saya rasa mereka akan menyusutkan produk yang mereka sajikan saat tampil di liga domestik," kata Goldberg sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (20/4) WIB.

"Lantas klub-klub yang tidak terlibat Liga Super akan semakin berada dalam posisi kurang diuntungkan dari yang sudah terjadi sekarang," ujarnya menambahkan.

Pada Ahad kemarin, 12 klub Eropa secara serempak mengumumkan peluncuran kompetisi tengah pekan tandingan Liga Super Eropa, yang menjadi sasaran kritik otoritas sepak bola, supoert hingga politisi, yang menyebutnya sebagai pelanggengan kekuatan dan kekayaan segelintir klub elit.

Goldberg meramalkan nilai hak siar dan sponsor kompetisi domestik mungkin tidak akan terganggu secara instan, tetapi secara berkala terkikis dan semakin melebarkan kesenjangan sementara penggemar "tidak mau menonton hasil 5-0 setiap pekan."

DBRS Morningstar menganailisis probablitas setiap klub memenuhi kewajiban utangnya berdasar besaran dan volatilitas penerimaan, pendapatan serta arus kas mereka.

"Klub-klub Liga Super, saya pikir besaranya akan naik dan volatilitasnya menurun, tetapi yang tidak berpartisipasi mengalami sebaliknya," kata Goldberg.

"Yang Anda dapati kemudian adalah perbedaan mencolok dalam peringkat kredit, neraca keuangan serta bagaimana klub-klub ini bisa dikapitalisasi.

"Jadi, mungkin akan ada peningkatan pendapatan sejajar dengan kenaikan utang bagi tim-tim Liga Super, sedangkan klub-klub kecil utangnya sudah naik untuk melewati krisis karena COVID-19 ini ataupun periode ketegangan finansial dan peringkat kredit mereka akan terkikis karenanya," pungkasnya.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement