Ahad 18 Apr 2021 08:05 WIB

KKP Ingatkan Eksportir Perikanan Jangan Nakal Soal Pajak

Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Nelayan melakukan bongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Kamis (3/3/2021).  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong produk-produk perikanan dalam negeri bisa bersaing di pasar global.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Nelayan melakukan bongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Kamis (3/3/2021). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong produk-produk perikanan dalam negeri bisa bersaing di pasar global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong produk-produk perikanan dalam negeri bisa bersaing di pasar global. Sejumlah langkah telah dijalankan KKP diantaranya mempermudah layanan perizinan serta sertifikasi yang menjadi syarat produk perikanan bisa dipasarkan ke luar negeri.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan hadir mendukung penuh pelaku usaha perikanan Indonesia agar bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. Kita ingin produk-produk yang kita hasilkan unggul di luar negeri," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (17/4).

Baca Juga

Trenggono mengatakan Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia. Total ekspor produk perikanan pada 2020 mencapai 5,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 72,8 triliun yang mana 4,84 miliar dolar AS berasal dari ikan konsumsi.

Berdasarkan data sementara BPS, ucap Trenggono, nilai ekspor produk perikanan pada Maret 2021 mencapai 476 juta dolar AS atau meningkat 19 persen apabila dibanding nilai ekspor produk perikanan pada Februari 2021 dan meningkat 12 persen jika dibandingkan nilai ekspor produk perikanan pada Maret tahun sebelumnya.

Secara kumulatif pada periode Januari-Maret 2021, lanjut Trenggono, nilai ekspor produk perikanan mencapai 1,27 miliar dolar AS atau naik 1,4 persen dibanding periode yang sama pada 2020 dengan surplus neraca perdagangan sebesar 1,14 miliar dolar AS atau naik 0,34 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada periode tersebut, negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat sebesar 561 juta dolar AS atau 45 persen terhadap nilai ekspor total), Cina sebesar 171 juta dolar AS atau 14 persen, Jepang sebesar 138 juta dolar AS atau 11 persen, Asia Tenggara sebesar 133 juta dolar AS atau 10,6 persen, Uni Eropa sebesar 62 juta dolar AS atau 5 persen, dan Timur Tengah sebesar 28 juta dolar AS atau dua persen.

Sedangkan komoditas ekspor utamanya meliputi Udang sebesar 527 juta dolar AS atau 42 persen terhadap nilai ekspor total, Tuna-Cakalang-Tongkol sebesar 169 juta dolar AS atau 13 persen, Cumi-Sotong-Gurita sebesar 128 juta dolar AS atau 10 persen, Rajungan-Kepiting sebesar 103 juta dolar AS atau 8 persen, Rumput Laut sebesar 64 juta dolar AS atau 5 persen, dan Layur sebesar 22 juta dolar AS atau 2 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement