Ahad 18 Apr 2021 06:07 WIB

TNI Kejar Prajurit yang Belot ke Kelompok Bersenjata Papua

TNI kejar prajuritnya yang membelot ke kelompok bersenjata Papua

 Seorang aktivis Papua Merdeka dengan wajah dicat berpartisipasi dalam protes memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka di Jakarta, 01 Desember 2020. Puluhan aktivis menggelar unjuk rasa menuntut pemerintah memberikan kebebasan bagi rakyat Papua.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Seorang aktivis Papua Merdeka dengan wajah dicat berpartisipasi dalam protes memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka di Jakarta, 01 Desember 2020. Puluhan aktivis menggelar unjuk rasa menuntut pemerintah memberikan kebebasan bagi rakyat Papua.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- TNI menyatakan tengah melakukan pengejaran terhadap anggotanya yang bergabung dengan kelompok bersenjata di Papua.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwilhan) III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan anggota TNI yang bergabung dengan kelompok bersenjata Papua adalah prajurit yang kabur saat melakukan penjagaan pada 12 Februari 2021 lalu.

Menurut dia, pengejaran terhadap prajurit yang membelot tersebut menjadi prioritas.

"Mempersempit gerak OPM sampai titik terlemah," jelas Suriastawa kepada wartawan pada Jumat.

 

Kelompok bersenjata di Papua mengklaim seorang anggota TNI Lucky Matuan telah membelot dan bergabung dengan kelompoknya.

Juru Bicara kelompok bersenjata Sebby Sambom mengatakan Lucky Matuan bergabung dengan kelompok bersenjata sejak Februari 2021 lalu.

Bahkan, kata dia, Lucky Matuan menjadi komandan lapangan di kelompoknya dan melakukan penyerangan terhadap pos milik TNI di Kampung Bulapa, Intan Jaya.

"Dalam serangan itu kami menembak tiga anggota TNI dan pasukan kami tidak ada yang menjadi korban," jelas Sebby Sambom kepada Anadolu Agency melalui pesan singkat pada Jumat.

Sebby menuding bergabungnya Lucky lantaran TNI/Polri kerap kali melakukan kekerasan terhadap warga sipil.

"Maka dia tinggalkan tugas TNI dan bergabung untuk melawan balik," jelas dia.

Menurut Sebby bergabungnya anggota TNI ke kelompok bersenjata Papua kali ini bukan kasus pertama yang terjadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement