Jumat 16 Apr 2021 17:53 WIB

SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Jatim Terpenuhi Akhir Tahun

Selain JTB, SKK Migas menargetkan

Rep: intan pratiwi/ Red: Hiru Muhammad
T Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk perusahaan, mengumumkan bahwa perusahaan menerima sertifikasi ISO 22301:2019 Sistem Manajemen Keberlanjutan Bisnis.
Foto: Pertamina
T Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator Wilayah Kerja (WK) Mahakam, dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk perusahaan, mengumumkan bahwa perusahaan menerima sertifikasi ISO 22301:2019 Sistem Manajemen Keberlanjutan Bisnis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan pasokan gas untuk konsumen di Provinsi Jawa Timur akan bertambah seiring realisasi proyek-proyek gas di wilayah tersebut pada akhir tahun 2021. Tambahan pasokan membutuhkan komitmen pasar, mengingat tambahan tersebut membuat pada tahun 2022 – 2025 kawasan tersebut akan kelebihan pasokan gas yang mencapai sekitar 200 MMSCFD.

“Tambahan pasokan paling besar akan diperoleh dari Proyek JTB (Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru) yang kami perkirakan dapat on stream pada Kuartal IV 2021. Proyek ini dapat memasok gas sebesar 192 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari), dimana nantinya pasokan tidak hanya ke Jawa Timur namun juga ke Jawa Tengah,” ujar Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Arief S. Handoko, Kamis (15/4).

Arief menambahkan, sedianya Proyek JTB yang masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) dijadwalkan on stream pada tahun 2020. Namun karena pandemi Covid-19 di tahun lalu menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek ini menjadi ke 2021.

Selain Proyek JTB, SKK Migas menargetkan akan ada dua proyek gas lain yang berada di Provinsi Jawa Timur yang on stream pada tahun 2021. Kedua proyek tersebut adalah Proyek Sidayu dan Proyek Bukit Tua Phase 2B.

“Di awal tahun juga telah ada Proyek West Pangkah yang meningkatkan pasokan gas dari Wilayah Kerja Pangkah, sehingga bisa dikatakan jumlah pasokan gas di Jawa Timur untuk 2021 akan tercukupi,” kata Arief.

“Selain itu SKK Migas bersama Kementerian ESDM saat ini sedang melakukan pembahasan untuk menjamin ketersediaan pasokan dan harga gas bagi konsumen Industri Tertentu terutama di wilayah jawa timur,” lanjut arief.

Atas potensi pasokan gas tersebut, SKK Migas mengharapkan agar PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. dan industri pengguna gas dapat mengoptimalkan kesepakatan bisnis antar mereka secara fair dan tetap berpegangan pada ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 8 Tahun 2020 dan Keputusan Menteri ESDM No. 89 Tahun 2020 yang mengatur harga gas untuk industri tertentu.

“Dengah harga gas dari hulu yang cukup ekonomis, kami berharap agar pemerintah dapat mendorong pertumbuhan industri pengguna gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah, supaya potensi gas ini dapat terserap sehingga mampu menggerakkan ekonomi daerah dan menciptakan multiplier effect yang lebih besar,” kata Arief.

Arief kemudian melanjutkan, agar pembangunan pipa gas Cirebon – Semarang dapat segera diselesaikan supaya dapat mengembangkan pasar gas di Jawa Tengah. “dengan telah terbangunnya pipa transmisi Semarang – Gresik, kedepan kami harapkan dapat terbangunnya pipa transmisi Cirebon – Semarang sehingga dengan adanya pipa gas ini, kelebihan pasokan gas di Jawa Timur akan dapat disalurkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gas bagi industri di Jawa Tengah,” katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement