Jumat 16 Apr 2021 17:27 WIB

Dubes RI Ajak Swedia Bangun Hub Produksi di Indonesia

Indonesia melirik tren relokasi basis bisnis sejumlah perusahaan multinasional.

Dubes Indonesia untuk Swedia Kamapradipta Isnomo dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Swedia Anna Hallberg (insert)
Foto: Dokumentasi KBRI Stockholm
Dubes Indonesia untuk Swedia Kamapradipta Isnomo dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Swedia Anna Hallberg (insert)

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM – Indonesia melirik tren relokasi basis bisnis yang terjadi pada perusahaan multinasional. Maka Dubes Indonesia untuk Swedia, Kamapradipta Isnomo, mengajak Swedia untuk membangun hub produksi kawasan di Indonesia. Hal ini diungkap dalam pertemuan virtualnya dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri Swedia Anna Hallberg, Kamis (15/4).

“Indonesia terbuka bagi para investor potensial yang tertarik untuk membuka basis produksi dan mengembangkan usahanya. Saya rasa ini adalah tren yang sedang berlangsung saat ini, yaitu perusahaan-perusahaan tertarik untuk merelokasi basis produksi mereka ke Indonesia,” ujar Kamapradipta, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis. Ia memberi contoh langkah terkini dari raksasa otmotif Mitsubishi dan Hyundai serta perusahaan pakaian Asics untuk merelokasi basis produksinya ke Indonesia.

“Swedia merupakan mitra perdagangan dan investasi terbesar Indonesia di kawasan Nordik, dan kami sangat menghargai hubungan ekonomi dan perdagangan yang terjalin. Namun, nilai perdagangan bilateral kedua negara belum optimal dengan ruang peningkatan yang masih luas,“ ujarnya.

Maka ia mengundang perusahaan-perusahaan Swedia untuk mengembangkan bisnis mereka dengan membangun basis dan hub produksi regional di Indonesia. Ia juga memaparkan sejumlah insentif yang diberikan kepada perusahaan untuk mengembangkan usahanya, yang merupakan bagian dari implementasi UU Cipta Kerja.

“H&M merupakan salah satu contoh yang baik, yaitu mereka tetap menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dengan 34 mitra lokal dan hanya 0,6 persen hasil produksi yang dijual secara domestik, sedangkan sisanya diekspor,” kata Kamapradipta.

Sementara Hallberg mengapresiasi inisiatif pembahasan  dan upaya untuk memajukan peningkatan perdagangan dua arah kedua negara. Hallberg juga menyampaikan kembali posisi Swedia sebagai pendukung Indonesia-EU CEPA sebagai platform penting bagi perdagangan dan investasi di masa depan.

Indonesia dan Swedia telah memiliki hubungan diplomatik dengan Swedia sejak 1950. Menurut data Biro Pusat Statistik, total nilai ekspor Indonesia ke Swedia pada 2020 adalah 172,3 juta dolar AS. Angka ini naik sebesar 9,6 persen dibandingkan 2019.

Total nilai impor Indonesia dari Swedia pada 2020 adalah 435,1 juta dolar AS. Ini turun sebesar 29,2 persen dari tahun sebelumnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement