Mendekati Allah Melalui Puasa Ramadhan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 16 Apr 2021 16:25 WIB

Mendekati Allah Melalui Puasa Ramadhan. Foto:  Ilustrasi Ramadhan Foto: Pixabay Mendekati Allah Melalui Puasa Ramadhan. Foto: Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Puasa merupakan ibadah yang dikhususkan untuk Allah SWT sesuai sabda Rasulullah SAW bahwa "Allah berfirman, Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya."

Untuk itu puasa dapat mendekatkan hambanya kepada Allah SWT yang menciptakannya. "Dalam kesempatan yang lain Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa ibadah puasa ini benar-benar penghubung langsung antara seorang makhluk dengan Tuhannya," kata Penghulu Muda KUA Kecamatan Kuta Malaka Aceh Besar Ustadz Muhammad Nasril, Lc. MA saat menyampaikan tausiyah onlinenya, Jumat (16/4).

Baca Juga

Ustadz Muhammad Nasril mengatakan, puasa menjadi tempat untuk melatih keikhlasan sehingga puasa menjadi ibadah yang begitu mulia. Karena ibadah puasa langsung dinilai atau dibalas oleh Allah SWT. 

Untuk menjelaskan ini Ustadz Muhammad Nasril menyampaikan riwayatkan dalam sebuah hadits qudsi: "Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya “ ( HR Ahmad dan Muslim).

Jadi, pada saat puasa, kita menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkankan puasa, baik hal tersebut pada dasarnya halal atau memang hal-hal yang di haramkan walaupun bukan karena puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat berpuasa sebagai ibadah kepada Allah SWT. 

Selain menjaga hal-hal yang membatalkan puasa, kita juga harus menjaga hal-hal yang dapat mengurangi kualitas dari ibadah puasa, sehingga kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga.

Karena, inti dari perintah puasa tersebut yaitu menjadikan manusia semakin bertakwa kepada Allah SWT. Kita dituntun belajar bersabar, menahan dari hal-hal yang dapat membatalkan, menahan dari perkataan keji, dusta, gosip, ghibah dan lain-lainnya yang tidak bermanfaat. 

Perintah puasa itu kadang terasa berat, tapi semua akan mudah dan indah ketika benar-benar mengharap keridhaan Allah SWT dan menjalaninya dengan penuh keikhlasan. 

Salah satu hikmah yang luar biasa dalam menjalankan ibadah puasa yaitu tentang kebahagiaan dan kegembiraan. Pertama adalah saat berbuka dan kedua, di akhirat pada saat berjumpa dengan Allah SWT.

Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits yang artinya: “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya”  (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah sebenarnya yang dinantikan seorang hamba,  puncak dari kebahagiaan dan janji Allah kepada orang yang berpuasa, yaitu mendapatkan kemuliaan tersendiri bertemu dengan Allah SWT. Amal dari ibadah puasa kita sebagai washilah untuk mendapatkan impian setiap mukmin sejati.

Kondisi pandemi Covid-19 jangan sampai menyulutkan semangat kita untuk berpuasa secara sempurna, menjadikan momen Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya sebagai ladang amal. 

Mari tingkatkan kualitas  ibadah puasa kita dengan menjaga semangat dan kekhusyukannya, serta menjauhi diri dari hal  yang membatalkan dan mengurangi nilai puasa agar kita tidak sekedar melepaskan kewajiban. Dalam puasa ada dua kebahagiaan, berbahagialah bagi mereka yang benar-benar menjalani ibadah puasa sesuai dengan tuntunan serta menjaga kualitasnya.

 

 

 

 

Cek Typo