Jumat 16 Apr 2021 16:07 WIB

Pemkot Surabaya Simulasikan Pembelajaran Tatap Muka

Rencananya sekolah tatap muka akan berlangsung pada Juli 2021.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya
Foto: Humas Pemkot Surabaya
Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya menggelar persiapan simulasi pembelajaran tatap muka kepada sejumlah perwakilan pelajar jenjang SMP. Simulasi yang berlangsung di SMP Negeri 1 Surabaya tersebut diikuti setidaknya 18 siswa. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim terkait mekanisme pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

Eri mengatakan, rencananya sekolah tatap muka akan berlangsung pada Juli 2021. Namun begitu, setelah hari raya Idul Fitri, Eri menyatakan bakal melakukan uji coba atau simulasi terlebih dahulu untuk siswa SD dan SMP se-Surabaya.

Baca Juga

“Nanti yang jelas uji cobanya itu 25 persen dahulu. Tentunya ini bertahap ya. Siswa-siswi yang ikut simulasi juga bergiliran. Kita selalu bersinergi dengan pemprov melihat arahannya seperti apa. Itu yang kita jalankan,” kata Eri di Surabaya, Jumat (16/5).

Eri memastikan, ketika sekolah tatap muka digelar, maka harus sesuai standar protokol kesehatan Covid-19. “Ya seperti ada pencuci tangan, mengenakan masker itu tetap diwajibkan. Kemudian kami lakukan terus pemantuan dan evaluasi tiap sepekan seperti apa perkembangannya,” ujar Eri.

Eri juga memastikan, seluruh guru yang datang ke sekolah sudah disuntik vaksin. Maka ia meyakinkan kepada para orang tua siswa bahwa pembelajaran tatap muka dipastikan sesuai protokol kesehatan ketat.

“Alhamdulillah seluruh guru sudah dilakukan vaksin, sehingga ini yang menjadi keyakinan kita. Dan tetap menjaga prokes,” kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo menambahkan, untuk memastikan kembali semua sekolah sudah sesuai standar Prokes, jajaran Dispendik pun akan melakukan pengecekan pada setiap sekolah. Sehingga saat proses pembelajaran tatap muka digelar, tidak ada prokes yang dilanggar.

Baca juga : BMH Yogyakarta Salurkan Kitab dan Buku Ke 10 Pesantren

“Sekolah itu kita wajibkan sudah harus melakukan simulasi dengan kapasitas 25 persen ya. Jadi sebelum mengarah pada pembukaan sekolah, maka harus simulasi,” kata Supomo.

Supomo melanjutkan, apabila ada wali murid yang belum berkenan anaknya sekolah tatap muka, Dispendik juga tetap melayani pembelajaranl secara daring atau virtual. Supomo mengaku, terkait pembelajaran tatap muka, pihaknya pun telah melakukan kajian dengan melibatkan pakar. Supaya pembukaan sekolah tatap buka benar-benar memiliki kajian yang mendalam.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement