Jumat 16 Apr 2021 14:39 WIB

Kenangan Umroh Ramadhan Sebelum Pandemi

Ada kesan mendalam umroh Ramadhan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Kenangan Umroh Ramadhan Sebelum Pandemi. Foto: Ustadz Rafiq Zauhari
Foto: Dok Republika
Kenangan Umroh Ramadhan Sebelum Pandemi. Foto: Ustadz Rafiq Zauhari

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Ramadhan memberikan kesan mendalam bagi setiap orang yang mau mengisinya dengan ibadah. Kesan Ramadhan ini akan semakin bertambah bagi siapa saja ang menjalaninya di Tanah Suci untuk ibadah umroh.

Namun, kesan menjalankan rangkai ibadah (Umrah) di bulan suci Ramadan tak bisa dirasakan lagi untuk saat ini. Karena pandemi Covid-19, Arab Saudi membatasi orang ibadah di Makkah dan Madinah dua masjid suci yang dibanggakan Allah dan Rasull-Nya.

Baca Juga

"Di luar pandemi, umroh di saat Ramadhan sangat berkesan," cerita Pembimbing ibadah haji dan umrah Ustadz Rafiq Jauhary kepada Republika, Jumat (16/4).

Ustadz Rafiq yang merupakan alumni Darul Hadits Al-Ghomidy, Awaly, Makkah Al-Mukarromah menceritakan, walaupun cuaca cukup panas dan kelembaban udara rendah sehingga membuat badan lebih cepat terasa lelah, namun semangat yang tinggi membuat para jamaah melupakan itu semua.

 

"Waktu menjalankan umroh di saat Ramadan yang paling menyenangkan adalah di waktu dhuha, karena Masjidil Haram tidak terlalu ramai," ujarnya.

Kebiasaan para jamaah menghabiskan waktu malam untuk tarawih, mengaji, dan hanya menyisakan sedikit waktu untuk istirahat. Sedangkan di waktu dhuha dan siang hari mereka beristirahat atau berziarah ke berbagai tempat di luar masjid.

"Inilah yang membuat Masjidil Haram lebih sepi di waktu Dhuha," katanya.

Ustadz Rafiq menuturkan, pada saat Ramadhan waktu di siang hari sebenarnya cukup sepi, namun terik panas matahari dan suhu udara yang tinggi harus menjadi perhatian tersendiri.

Adapun sore dan malam hari Masjidil Haram lebih ramai, mengingat di waktu itu para jamaah sudah bersiap untuk berbuka puasa dan menjalankan tarawih.

"Menjalankan umroh di sore atau malam hari harus lebih sabar," katanya.

Jadi kata dia, jamaah harus rela jika diarahkan untuk thawaf di lantai atas yang satu putarannya bisa mencapai 1 kilometer, ini pasti sangat melelahkan dan memakan waktu lebih lama.

Semua kesan ibadah umroh di bulan Ramadhan di Masjidil Al Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi di (Madinah) tidak ada lagi untuk saat ini, khususnya bagi jamaah Indonesia. Ini setelah Covid-19 mengepung dunia. Serangan virus ini menutup semua akses masuk destinasi wisata termasuk pintu Makkah dan Madinah.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement