Pada dunia penanggulangan bencana, satu tim harusnya berada di lokasi selama dua minggu. Namun karena pandemi masih belum membaik, Maharesigana akan berganti tim setiap satu minggu sekali. "Rencananya akan ada posko lanjutan di daerah-daerah lain," ungkapnya.
Berdasarkan pengamatan Alya, ada dua RT yang sangat terdampak di Desa Pamotan. Yakni, di RT 3 yang dihuni oleh 22 Keluarga. Sembilan rumah di antaranya roboh sedangkan lainnya mengalami retakan.
Selanjutnya, ada pula RT 4 yang terdiri atas 19 Keluarga. Sekitar 12 rumah di antaranya rusak parah. Sementara untuk sisanya mengalami kerusakan ringan.
Melihat realita itu, Maharesigana UMM tergerak untuk terus menebar manfaat dan kebaikan. Sesuai dengan moto timnya, yakni "Bergerak untuk Kemanusiaan, maka membantu masyarakat sekitar adalah sebuah kebahagiaan".
Mahasiswa asal Batu ini berharap agar bantuan dan posko yang sudah didirikan bisa membantu para warga yang terdampak. Tidak hanya dari segi fisik saja, namun juga dari aspek psikologis. “Semoga dengan hadirnya kami, mereka bisa menerima kenyataan dan segera bangkit agar bisa hidup seperti sedia kala,” kata dia.