Enam Adab Puasa yang Harus Dijalani

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani

Kamis 15 Apr 2021 04:15 WIB

Ilustrasi Berpuasa Foto: Pixabay Ilustrasi Berpuasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a mengatakan menurut para ulama ada enam adab berpuasa yang harus diperhatikan. Adab-adab itu di antaranya;

Pertama hendaknya menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang. Kedua, hendaknya memelihara lidah dari berkata dusta, mengadu domba, berbicara sia-sia, memfitnah, bertengkar, empat, membicarakan keburukan orang lain dan sebagainya. Ketiga, menjaga agar telinga terhindar dari mendengarkan perkara makruh.

Keempat menjauhkan anggota badan lain dari perbuatan dosa dan hal yang diharamkan. Keliman jangan terlalu kenyang saat berbuka, meskipun dengan makanan halal.

"Karena tujuan puasa tidak akan tercapai," kata Syekh Maulana Muhammad Zakarriya dalam kitabnya Fadhilah Amal.

Keenam siapapun yang berpuasa hendaknya merasa khawatir apakah puasanya diterima atau tidak. Demikian pula dalam ibadah ibadah lain, setelah melaksanakannya, hendaknya merasa takut.

"Jangan-jangan ada satu kesalahan yang menyebabkan amal itu tidak diterima. Bahkan, amal itu dilemparkan ke muka kita," katanya.

Baginda Rasulullah SAW bersabda, "Banyak yang membaca Alquran, namun Alquran melaknat mereka." Beliau juga bersabda, "Pada hari kiamat yang pertama kali akan dihisab adalah seorang Syahid (orang yang gugur fisabilillah). Allah SWT akan memanggilnya dan mengingatkannya tentang semua nikmat yang telah diberikan kepadanya ketika di dunia, dan orang itu mengakuinya.

Lalu ia akan ditanya. "Apakah yang telah kamu lakukan untuk mensyukuri nikmat nikmat itu si syahid menjawab, "Aku telah menggunakan semua itu untuk berjuang di jalanmu sampai aku mati syahid. Allah SWT berfirman kamu dusta! Kamu berjuang dijalan ku agar disebut pemberani dan kamu telah mendapatkan sebutan itu."

"Kemudian diperintahkan diperintahkan agar ia diseret dengan wajah menelungkup ke tanah dan dilemparkan ke dalam neraka," katanya.

Selanjutnya dipanggil seorang ulama kemudian diperlihatkan dan diingatkan kepadanya semua nikmat yang telah dikaruniakan kepadanya, dan ia pun mengakuinya. Lalu ia ditanya, apa yang telah kamu lakukan untuk mensyukuri nikmat nikmat tersebut?

Ia menjawab, "Aku telah menggunakannya untuk menuntut ilmu dan mengajarkannya karenamu serta membaca Alquran karena-Mu."

Allah SWT berfirman. "Kamu dusta! Kamu belajar agar disebut sebagai orang alim, dan membaca Alquran agar disebut qari dan kamu telah mendapatkan sebutan itu.  "Maka diperintahkan agar ia diseret dengan wajah menelungkup ke tanah dan dilemparkan ke dalam neraka."

Begitu juga pertanyaan ini disampaikan kepada orang kaya dengan nasib yang sama dilemparkan ke dalam neraka.  Syekh Maulana mengatakan apa yang disebutkan di atas itu merupakan hasil dari buruknya niat.

"Beberapa peristiwa seperti ini hanya banyak diriwayatkan di dalam hadits-hadits ataupun riwayat-riwayat lain," katanya.

Untuk itu Syekh Zakariyya mengingatkan, seorang yang berpuasa hendaknya menjaga kelurusan niatnya dan selalu berharap agar Allah SWT menerima puasanya. Dan berdoa semoga Allah menjadikan puasanya sebagai sebab memperoleh Rkdha-Nya.