Bisakah Muslimah Khatam Alquran di Ramadhan Walau Haid?

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani

Rabu 14 Apr 2021 15:02 WIB

Muslimah membaca Alquran. Foto: Republika/Tahta Aidilla Muslimah membaca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk Islam mendapat pahala sebanyak mungkin. Salah satu caranya dengan mengkhatamkan Alquran. Namun, ada hambatan yang biasa terjadi bagi para Muslimah, yaitu haid. Terkadang, haid membuat seorang Muslimah menjadi tidak bisa mengkhatamkan Alquran.

Mentor Indonesia Quran Reciter Application (IQRA), Ustadzah Rifa mengatakan Muslimah sangat bisa mengkhatamkan Alquran selama bulan Ramadhan. “Sebenarnya enggak sulit untuk mengkhatamkan tilawah pada Ramadhan, asal kita bersungguh-sungguh. Kita harus punya tekad yang kuat,” kata Ustadzah Rifa saat dikonfirmasi Republika, Rabu (14/4).

Dia membocorkan tipsnya berdasarkan pengalaman pribadi yang bisa dicoba. Pertama, kuatkan niat. Sebaiknya, sebelum Ramadhan tiba, kita sudah mempunyai niat yang kuat untuk mengkhatamkan Alquran dan menjaga itu sepanjang Ramadhan. Sebab, terkadang di pertengahan bulan, niat tersebut suka berubah.

Kedua, luangkan waktu untuk tilawah. “Luangkan waktu ya, bukan cari waktu luang. Karena kalau menunggu waktu luang kadang kita suka banyak alasan. Jadi, sebaiknya susun waktu untuk kita bisa tilawah rutin setiap harinya,” ujar dia.

Terakhir, kenali waktu haid. Setiap perempuan memiliki waktu haid yang berbeda, ada yang tiga hari, lima hari, tujuh hari, bahkan sepuluh hari. Namun, Ustadzah Rifa mengambil waktu haid yang paling umum terjadi pada perempuan, yakni tujuh hari.

“Misal, dalam sebulan waktu haid ada tujuh hari, artinya kesempatan untuk tilawah hanya tersisa 23 hari. Nah dari 23 hari ini bagaimana caranya kita bisa menyelesaikan 30 juz Alquran,” ucap dia.

Jika dihitung, dari 23 hari berarti setidaknya sehari seseorang bisa membaca satu seperempat juz. Ini artinya, 25 halaman sehari. Ini bisa dibagi lagi pada setiap waktu shalat, seperti setelah shalat Subuh, Zuhur, dan sampai Isya. Dengan begitu, satu seperempat juz bisa selesai dibaca dalam waktu sehari.

Namun, bagi orang yang memiliki kesibukan dan jadwal padat yang tidak memungkinkan tilawah setiap selesai shalat, bisa diatur dengan melihat poin kedua. “Jadi, cari celahnya di mana ada waktu kita yang bisa kita masukkan untuk program tilawah,” kata dia.

Dia memberi contoh bada Subuh dan Isya. Ini karena setelah bada Subuh dan Isya biasanya ada aktivitas rutin yang akan dijalani. Selanjutnya, kita harus berkomitmen pada dua waktu tersebut untuk membagi satu seperempat juz.

“Jadi intinya, dalam satu bagaimana caranya bisa menyelesaikan tilawah satu seperempat juz,” ujar dia.