Rabu 14 Apr 2021 14:49 WIB

Mahasiswa UMM Raih Penghargaan di Konferensi Internasional

Masalah tentang lingkungan telah menjadi isu global yang sulit teratasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fadillah Ahmad Nur memenangkan penghargaan pada Konferensi Internasional Istanbul Youth Summit 2021.
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fadillah Ahmad Nur memenangkan penghargaan pada Konferensi Internasional Istanbul Youth Summit 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fadillah Ahmad Nur, mengangkat isu lingkungan pada Konferensi Internasional Istanbul Youth Summit 2021. Berkat hal ini, Adil (nama sapaan) mendapatkan The Honorable Mention Project.

Konferensi Internasional Istanbul Youth Summit 2021 berlangsung mulai 22 sampai 25 Maret. Kegiatan ini diikuti oleh 132 pelajar dan mahasiswa dari berbagai negara. The Honorable Mention Project merupakan penghargaan penghormatan terhadap proyek yang membahas tentang isu terkini di dunia.

Adil menerangkan, pada acara tersebut ia dan tim membentuk social project bernama Action.id (climate change organization). Seperti diketahui, masalah tentang lingkungan telah menjadi isu global yang sulit teratasi.

Oleh karena itu, dia dan tim memberi solusi untuk membentuk sebuah organisasi yang bergerak di bidang lingkungan bernama Action.id. Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UMM tersebut menjelaskan beberapa program yang ada di Action.id.

Program unggulan dalam proyek tersebut bernama Action Challenge. "Program ini akan berisi lomba mengenai inovasi dan teknologi terbarukan untuk mengatasi masalah lingkungan dan perubahan iklim," kata Adil.

Selain program unggulan tersebut, ada beberapa program lainnya seperti open volunteer untuk melakukan pelestarian alam. Kemudian membuka donasi untuk membantu sosok-sosok inspiratif yang kurang terekspos. Selain itu, juga membantu UMKM dalam menjual barang ramah lingkungan serta sesi sharing melalui webinar.

Mahasiswa asal Sumbawa tersebut mengaku perjuangan untuk sampai di konferensi tersebut sangat luar biasa. Dia dan tim harus berjuang mulai dari  pendaftaran hingga mencari dan mendapatkan sponsor sendiri untuk berangkat ke Turki.

Ketika sampai di Turki, dia harus segera beradaptasi dengan iklim serta makanannya. "Meskipun tidak mudah, tapi saya sangat bersyukur karena banyak orang yang mendukung saya, terutama orang tua dan keluarga,” kata anak pertama dari tiga bersaudara itu.

Selanjutnya, Adil mengungkapkan akan fokus ke Non-Governmental Organization (NGO) bidang pendidikan yang dirintisnya di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab, pendidikan di NTB menempati peringkat kedua terbawah di seluruh provinsi di Indonesia.

Oleh larena hal tersebut, dia dan teman-teman membentuk organisasi bernama Sasambo Youth Education (SYE).  "Saya harap dengan apa yang saya lakukan sekarang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di NTB ke depannya,”  ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement