Hikmah Ibadah Ramadhan Saat Pandemi Covid-19

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani

Rabu 14 Apr 2021 12:51 WIB

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar Foto: Republika/Thoudy Badai Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di seluruh dunia telah memasuki bulan suci Ramadhan tahun 1442 Hijriyah yang masih dalam pandemi Covid-19. Pandemi ini tentu akan menambah tantangan dalam melaksanakan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan.

Sehubungan dengan itu, umat Islam disarankan untuk memperbanyak doa karena doa dari orang-orang yang sedang kesulitan atau tertimpa musibah akan semakin cepat dikabulkan. Terlebih doanya dipanjatkan di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar menyampaikan, semakin berat tantangan sebuah ibadah, maka akan semakin besar pahala dari ibadah itu. Sekarang di masa pandemi Covid-19, tentu tantangan dalam menjalankan ibadah lebih berat karena harus melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.

"Kalau kita mampu melaksanakan amalan (ibadah-ibadah di bulan) Ramadhan dalam suasana protokol (kesehatan) ketat ini, Insya Allah mudah-mudahan pahalanya lebih besar," kata Kiai Nasaruddin saat diwawancarai Republika, awal bulan ini.

Ia menyampaikan bahwa Allah Maha Adil. Tentu semakin berat perjuangan seseorang melaksanakan ibadah, Insya Allah, Allah SWT akan memberikan pahala yang besar.

Baca juga : Hikmah Puasa dalam Pandangan Said Nursi

Ia mengatakan, Ramadhan adalah bulan pengampunan dosa, bulan kelembutan hati, dan bulan saat doa-doa mudah dikabulkan. Manakala musibah melanda suatu tempat, akan mempercepat proses doa dari tempat tersebut dikabulkan.

"Berarti ini (Ramadhan) sangat bagus untuk kita berdoa," ujarnya.

Kiai Nasaruddin juga mengingatkan umat Islam, Ramadhan artinya membakar hangus. Maka berdoa dan memohonlah kepada Allah SWT supaya membakar hangus dosa-dosa dari masa lalu, sekaligus membakar hangus atau membersihkan Covid-19 yang masih berkeliaran di sekitar yang mengganggu manusia menjadi seorang hamba dan khalifah.

Imam Besar Masjid Istiqlal ini berharap bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk membersihkan Covid-19. Supaya manusia bisa leluasa menjalankan tanggung jawabnya sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.

Kepada umat Islam, Kiai Nasaruddin berpesan agar Ramadhan ini dijadikan bulan instorspeksi. Sebab sebuah musibah yang datang tidak terlepas dari tangan-tangan jahil manusia.

"Mungkin ada yang overload atau over maskulin di dalam menjalankan fungsi kekhalifahannya, sehingga alam ini menjadi rusak dan akibat rusaknya alam itu munculah berbagai macam musibah, bukan hanya Covid-19 tapi juga longsor, iklim yang tidak menentu, banjir, gempa bumi, gunung meletus, seperti yang terjadi akhir-akhir ini," jelasnya.

Untuk itu, ia mengingatkan, bulan Ramadhan adalah bulan instrospeksi. Mudah-mudahan sudah cukup semua cobaan yang diberikan Allah SWT kepada masyarakat Indonesia. Insya Allah, nanti akan tiba situasi yang mudah untuk menjalankan tugas kehambaan.