Selasa 13 Apr 2021 22:59 WIB

Terapkan Digitalisasi, Operasi Chevron Hemat Rp 1,4 Triliun

Lewat digitalisasi Chevron bisa tekan potensi kehilangan produksi minyak 40 persen

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Chevron logo (Ilustrasi).  PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengadopsi teknologi digital dalam mendorong kegiatan operasional perusahaan. Penerapan teknologi digital ini pun berdampak signifikan.
Foto: Flickr
Chevron logo (Ilustrasi). PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengadopsi teknologi digital dalam mendorong kegiatan operasional perusahaan. Penerapan teknologi digital ini pun berdampak signifikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengadopsi teknologi digital dalam mendorong kegiatan operasional perusahaan. Penerapan teknologi digital ini pun berdampak signifikan.

Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak mengatakan sepanjang 2020, Chevron mencatatkan nilai manfaat lebih dari 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun dengan penerapan digitalisasi. Selain itu, dalam tiga tahun terakhir Chevron juga mampu menekan angka potensi kehilangan produksi minyak (loss production opportunity/ LPO) hingga 40 persen.

"Dengan menerapkan digitalisasi dan didukung keunggulan fungsional dari sumber daya manusia pada setiap aspek operasional, Chevron menuai hasil dari prinsip big data is the new oil,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/4).

Menurut dia, data memberikan nilai yang luar biasa ketika diolah menjadi informasi yang bermakna untuk membantu pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Alhasil, kendati tidak ada program pengeboran pada 2019 dan 2020.

“Chevron dengan digitalisasi tetap mampu melampaui target produksi tahunan dengan rekor potensi kehilangan produksi/LPO terendah,” ucapnya.

Albert menjelaskan, penerapan digitalisasi di Chevron setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan, penurun, optimalisasi kemampuan fasilitas produksi, dan peningkatan efisiensi.

"Digitalisasi Chevron merupakan suatu perjalanan panjang dari pemanfaatan teknologi dan data untuk peningkatan kinerja bisnis," kata dia.

Pada 1997, sekitar 50 sumur produksi pertama kali dipasang Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) dan terkoneksi ke dalam sistem IT. Pemasangan SCADA di sumur produksi terus ditingkatkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement