Selasa 13 Apr 2021 21:53 WIB

Irlandia Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Kepercayaan terhadap AstraZeneca memudar setelah ditemukannya kasus pembekuan darah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Vaksin Astrazeneca.
Foto: AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Irlandia memutuskan membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca untuk warga berusia di atas 60 tahun pada Senin (12/4). Hal itu diharapkan tidak mempengaruhi kampanye vaksinasi di negara tersebut.

Plt Kepala Petugas Medis Irlandia Ronan Glynn mengungkapkan, masih ada sejumlah besar warga di negaranya yang memenuhi syarat untuk menggunakan vaksin AstraZeneca. "Saya berharap bahwa berdasarkan rekomendasi tadi malam, dampak pada peluncuran keseluruhan di tingkat populasi akan cukup minimal ketika Anda melihat ke posisi kita sekarang pada akhir Mei, akhir Juni," kata Glynn saat berbicara di parlemen.

Baca Juga

Kepercayaan terhadap AstraZeneca memudar setelah ditemukannya kasus pembekuan darah pada orang-orang yang menerima vaksin tersebut. Sejumlah negara di dunia, termasuk negara Eropa seperti Prancis dan Jerman, telah membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hubungan kausal antara penggunaan vaksin AstraZeneca dan munculnya kasus pembekuan darah pada sejumlah orang di dunia "masuk akal". Namun, hal itu belum dikonfirmasi.

Hal itu disampaikan setelah Sub-komite Covid-19 dari Komite Penasihat Global WHO untuk Keamanan Vaksin meninjau informasi terbaru dari European Medicines Agency (EMA) dan Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris. "Berdasarkan informasi saat ini, hubungan kausal antara vaksin dan terjadinya pembekuan darah dengan trombosit rendah dianggap masuk akal tetapi belum dikonfirmasi," kata WHO pada 7 April lalu.

WHO menyebut studi khusus diperlukan untuk memahami sepenuhnya hubungan potensial antara vaksinasi dan kemungkinan faktor risiko. Kendati demikian, WHO tetap merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca. “Penting untuk dicatat bahwa meskipun mengkhawatirkan, kejadian yang sedang dinilai sangat jarang terjadi; dengan jumlah yang rendah dilaporkan di antara hampir 200 juta orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca Covid-19 di seluruh dunia,” ujarnya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement