Rabu 14 Apr 2021 04:39 WIB

Taiwan Modernisasi Senjata Militer Hadapi Serangan Cina

25 jet militer Cina dilaporkan melanggar zona pertahanan Taiwan pada Senin

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Taiwan Modernisasi Alutsista untuk Hadapi Serangan Cina
Taiwan Modernisasi Alutsista untuk Hadapi Serangan Cina

Kementerian Pertahanan Taiwan memperingatkan dan mendesak mundur puluhan pesawat jet Cina yang memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) barat daya pulau itu.

Serangan tersebut merupakan pelanggaran terbesar dalam satu tahun terakhir, yang terjadi setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada hari Minggu (11/04) memperingatkan Cina untuk tidak mencoba mengubah status quo di sekitar Taiwan dan mengatakan hal itu akan menjadi "kesalahan serius."

Beberapa analis dan pejabat militer AS memperingatkan ketegangan antara Taiwan dan Cina saat ini mencapai titik tertinggi sejak pertengahan tahun 1990-an.

"Apa yang telah kami lihat dan apa yang menjadi perhatian nyata kami adalah tindakan pemerintah Cina yang semakin agresif yang diarahkan ke Taiwan dan meningkatkan ketegangan di Selat (Taiwan)," kata Blinken di acara Meet the Press di NBC.

Taiwan siapkan kapal perang amfibi baru

Taiwan diketahui tengah gencar meningkatkan industri militer dalam negerinya, termasuk membangun kapal perang dan kapal selam, serta meningkatkan fasilitas di Kepulauan Pratas di Laut Cina Selatan.

Pada hari Selasa (13/04), Taiwan meluncurkan kapal perang amfibi baru yang dapat digunakan untuk mendaratkan pasukan dan meningkatkan jalur pasokan pangan ke pulau-pulau yang dianggap rentan di lepas pantai Cina dan di Laut Cina Selatan.

Kapal perang amfibi itu memiliki berat 10.600 ton dan dinamai Yushan, yang diambil dari nama gunung tertinggi di Taiwan. Peluncuran alutsista baru tersebut menandai program ambisius Presiden Tsai Ing-wen untuk memodernisasi angkatan bersenjata di tengah tekanan Cina.

Dibangun oleh CSBC Corporation Taiwan, kapal Yushan yang akan mulai beroperasi tahun depan itu dilengkapi dengan meriam yang bisa digunakan untuk melawan target di udara dan laut, dan persenjataan canggih lainnya.

"Saya yakin kapal ini pasti akan memperkuat kemampuan angkatan laut untuk memenuhi misinya dan semakin memperkuat pertahanan kita,” kata Presiden Tsai.

Ketua CSBC Cheng Wen-lung mengatakan, selain menjadi kapal perang amfibi, kapal itu akan digunakan untuk mengangkut barang-barang di Laut Cina Selatan dan pulau-pulau lepas pantai Taiwan yang terletak dekat dengan pantai milik Cina.

Kapal Yushan memiliki "eksterior tersembunyi" dan proteksi denyut elektromagnetik. "Kapal itu dapat melakukan berbagai misi pertempuran sendiri di laut untuk waktu yang lama,” kata Cheng.

ha/ae (AFP, Reuters, AP)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement