Senin 12 Apr 2021 23:44 WIB

Perubahan Pemuda Muslim Australia Pasca-Serangan 9/11? 

Serangan 9/11 memberikan dampak terhadap umat Islam

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Serangan 9/11 memberikan dampak terhadap umat Islam. ilustrasi terorisme
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Serangan 9/11 memberikan dampak terhadap umat Islam. ilustrasi terorisme

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA –  Salah satu serangan terorisme paling mengerikan yang pernah terjadi adalah penyerangan menara World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat pada 11 September 2001 atau yang lebih dikenal dengan serangan 9/11. Setelah tragedi ini, ada yang berubah dari kehidupan para pemuda Muslim di Australia.

“Saya ingat bagaimana banyak hal berubah setelah 11 September 2001, tetapi saya tidak terlalu ingat bagaimana keadaan sebelumnya,” kata penulis Muslim Australia, Adalya Nash Hussein dikutip dari The Sydney Morning Herald, Senin (12/4).

Baca Juga

Dalam tulisannya, Adalya mengkaji buku yang ditulis Randa Abdul Fattah. Dalam bukunya berjudul Coming of Age in the War on Terror, Randa Abdul Fattah telah mengeksplorasi beberapa hal yang telah mempengaruhi kaum muda Muslim dan non-Muslim Australia. Meskipun ada deskripsi tentang tindakan rasisme kepada umat Islam, tapi buku ini lebih menekankan tentang bagaimana cara umat Islam menghadapinya.  

Buku ini ditulis dari hasil penelitian doktoralnya. Sebagai penulis novel terkenal, Abdul Fattah menulis dengan bahasa gaya anak muda tanpa kehilangan ketelitiannya. Dalam bukunya ini, Abdul Fattah mengganti bab-bab yang mengeksplorasi liputan media dan kebijakan yang berkembang di sekitar Muslim. Ia berfokus pada suara anak muda yang telah diwawancarainya, baik Muslim maupun non-Muslim.

 

Dalam buku Coming of Age, Abdul Fattah tidak memuat diskusi konflik intrakomunitas Australia dan komunitas Muslim. Dia  takut setiap Muslim yang kurang "moderat" dapat mempengaruhi reputasi Islam secara keseluruhan. Karena itu, Abdul Fattah memilih untuk tidak melihat konflik skala komunitas, seperti perseteruan antara masjid yang berbeda atau komunitas etnis yang berbeda.

Meskipun ini adalah aspek penting dari pengalaman Muslim modern, tapi Adalya Nash Hussein lam buku tersebut. Apalagi, selama 20 tahun terakhir Muslim yang berbeda pendapat kerap dijadikan senjata untuk melawan komunitas mereka. Setiap kritik terhadap tokoh dibingkai kembali sebagai kritik terhadap Islam secara keseluruhan.

Sejak 20 tahun lalu, menurut Adalya, umat Islam selalu menjadi topik yang dibahas secara terus-menerus. Namun, menurut dia, Abdul Fattah telah menulis sebuah buku yang membantu untuk memahami bagaimana kebijakan pemerintah dan liputan media telah mempengaruhi Muslim dari segala usia sejak peristiwa 11 September 2001.

 

Sumber: eurasiareview 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement