Sabtu 10 Apr 2021 13:18 WIB

Danau Rawapening Tertutupi Sampah, Nelayan Terganggu

Sampah telah menutup kanal kurang lebih sepanjang 1 kiometer, di kawasan hulu.

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Koko (38) salah seorang warga Desa Bejalen, Kecmatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berupaya menyingkirkan sampah yang menutup permukaan kanal sungai Panjang, agar sampannya mampu melintas untuk mengakses ke tengah Danau Rawapening, Sabtu (10/4). Muara sungai tersebut tertutup sampah sepanjang 1 kilometer hingga mengganggu aktivitas nelayan desa setempat.
Foto: bowo pribadi
Koko (38) salah seorang warga Desa Bejalen, Kecmatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berupaya menyingkirkan sampah yang menutup permukaan kanal sungai Panjang, agar sampannya mampu melintas untuk mengakses ke tengah Danau Rawapening, Sabtu (10/4). Muara sungai tersebut tertutup sampah sepanjang 1 kilometer hingga mengganggu aktivitas nelayan desa setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Aktivitas budidaya dan penangkapan ikan nelayan Rawapening di lingkungan Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah terganggu dalam tiga hari terakhir.

Pasalnya kanal sungai Panjang yang menjadi akses mereka menuju ke tengah Rawapening tertutup oleh ribuan kubik sampah yang terbawa banjir, yang terjadi hari Kamis (8/4) kemarin.

Salah seorang warga Bejalen, Koko Qomarullah (38) yang dikonfirmasi mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir nelayan di desanya sulit untuk beraktivitas di tengah danau Rawapening.

Pasalnya, permukaan kanal di kawasan muara sungai Panjang tersebut telah tertutup oleh berbagai jenis sampah yang terbawa arus dari kawasan hulu, saat terjadi banjir tiga hari lalu.

"Sampah telah menutup kanal kurang lebih sepanjang 1 kiometer, di kawasan hulu. Sehingga nelayan di desa Bejalen sulit untuk mengakses ke tengah danau Rawapening," ungkapnya, Sabtu (10/4).

Ia mengungkapkan, sampah yang terdiri atas potongan kayu, batang pohon, berbagai jenis plastik, kasur hingga bangkai binatang tersebut tidak menyisakan celah yang memungkinkan sampan milik warga bisa mengakses ke tengah danau.

Tak hanya di permukaan kanal, sampah- sampah tersebut juga menumpuk di dasar kanal sungai Panjang, hingga mengakibatkan pendangkalan yang terjadi di kawasan hilir tersebut semakin parah.

Sementara warga Desa Bejalen selama ini jamak menggunakan kanal tersebut untuk menuju ke lokasi karamba ikan maupun menuju ke tempat untuk menebar jala (menangkap ikan).

"Praktis, dalam tiga hari terakhir aktivitas nelayan di Desa Bejalen pun terganggu akibat banyaknya sampah yang menutup akses menuju ke tengah danau Rawapening tersebut," tegas Koko.

Alvin (16), warga Bejalen lainnya menambahkan, setiap tahun pada puncak musim penghujan sampah yang terbawa arus dari kawasan hulu sungai Panjang memang menjadi problem bagi nelayan di Desa Bejalen.

Setiap musim penghujan, sampah dari kawasan hulu (wilayah Sumowono dan Bandungan) memang jamak terbawa ke kawasan hilir di Bejalen tersebut. "Namun volumenya tidak sebanyak sampah yang terjadi akibat banjir beberapa hari lalu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement