Kamis 08 Apr 2021 17:09 WIB

Dampak Siklon Tropis Seroja, Vaksinasi Covid di NTT Ditunda

Kementerian kesehatan masih fokus ke penanggulangan bencana di NTT.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Foto: Republika/nawir arsyad akbar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA TENGGARA TIMUR -- Siklon Tropis Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak pekan lalu, menyebabkan terjadinya bencana alam seperti banjir, angin kencang, hingga gelombang tinggi. Kondisi itu pun berdampak pada vaksinasi Covid-19 di provinsi ini yang terpaksa ditunda.

"Jadi, banyak yang terkena dampak di NTT. Prioritas kami adalah sekarang penanggulangan bencana dulu jadi otomatis vaksinasinya kita tunda," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Forum Indonesia Bangkit seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (8/4).

"Kami fokus ke penanggulangan bencana supaya segera rekan-rekan kita yang terkena dampak, baik itu wafat ataupun luka bisa segera ditangani," sambungnya.

Siklon Tropis Seroja ini adalah kejadian iklim yang terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Biasanya daerah yang terkena Siklon Tropis Seroja merupakan daerah-daerah subtropis seperti Australia atau Philipina. 

Berdasarkan laporan yang diterima Budi Gunadi Sadikin dari Kepala Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , suhu laut di NTT memang sedang naik dari yang biasanya 26 sampai 27 derajat Celsius, sekarang sudah 30 derajat Celsius.

Dia mengatakan, Kementerian Kesehatan sudah membuat sekitar 10 pos kesehatan dan tim kesehatan sudah didatangkan ke lokasi bencana. Terutama, anestesi dan ortopedi karena banyak warga mengalami patah tulang kemudian perlu segera dioperasi.

"Di samping tertundanya vaksinasi Covid-19 di NTT, masih ada vaksinasi di pulau-pulau terluar Indonesia yang harus dilaksanakan," katanya. 

Namun, Budi mengaku, optimistis karena Kemenkes telah membangun 10 ribu pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk, di pulau-pulau terluar Indonesai seperti Pulau Ile Boleng, Pulau Wai Marang, Baniona, Waiwadan. 

Dia menambahkan, puskesmas yang ada di pulau-pulau terpencil di Nusa Tenggara Timur yang bisa menjadi sentra vaksinasi, sudah memiliki logistik vaksinasi. 

"Kita bersyukur kita sudah punya lebih dari 10 Puskesmas dan rutin melakukan vaksinasi. Jadi dari segi infrastruktur tidak terlalu khawatir," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement