Kamis 08 Apr 2021 16:55 WIB

Izin Vaksin Sputnik V Diperkirakan Segera Keluar

BPOM sudah menerima 75 persen data vaksin Sputnik V.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Vaksin Rusia Sputnik V
Foto: EPA-EFE/Maxim Shipenkov
Vaksin Rusia Sputnik V

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, vaksin Covid-19 asal Rusia, Sputnik V, telah didaftarkan oleh PT Pratama Nirmala. Rencananya, izin penggunaan dikeluarkan dalam kondisi kegawatdaruratan kesehatan masyarakat atau emergency use authorization (EUA) akan keluar pada April 2021.

"Dan akan bermitra dengan PT Bio Farma. Estimasi EUA akhir April 2021," ujar Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (8/4).

Baca Juga

BPOM, kata Penny, sudah menerima sekira 75 persen data terkait Sputnik V. Pihaknya hingga saat ini masih menunggu data tambahan terkait efikasi, keamanan, dan mutu vaksin asal Rusia tersebut.

"Sudah ada beberapa kali kami melakukan pembaahasan juga," ujarnya.

Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan, siap membantu pengadaan vaksin di Indonesia lewat Sputnik V. "Kami siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia di bidang ini. Vaksin Sputnik V saat ini sedang dalam proses registrasi di BPOM Indonesia dan organisasi kesehatan dunia WHO," ujar Dubes Lyudmila, lewat siaran persnya.

Indonesia disebut sudah menjalin komunikasi dengan Rusia untuk bekerja sama mengatasi virus corona jenis baru. Pada April 2020 Presiden Joko Widodo lewat kontak telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kontak antara kementerian kesehatan kedua negara. Lalu, pada 17 September 2020, Rusia melalui Duta Besarnya di Indonesia, secara resmi telah menghubungi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menawarkan penggunaan dan pengembangan lebih lanjut vaksin Sputnik V.

Sputnik V adalah sebuah vaksin anti-Covid-19 yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow. Sputnik V juga merupakan vaksin terdaftar pertama di dunia berdasarkan platform berbasis vektor adenoviral manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement