Kamis 08 Apr 2021 16:45 WIB

Petani Cabai Sleman Mulai Gunakan Irigasi Tetes

Penerapan irigasi tetes cabai di Sleman akan dilakukan untuk 20 hektare lahan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Petani memanen cabai merah.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petani memanen cabai merah.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman, DIY, resmi menerapkan sistem irigasi tetes untuk komoditas cabai. Inovasi ini berada di Dusun Ngepas, Kalurahan Donoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Irigasi tetes sendiri merupakan metode pemberian air tanaman secara kontinu memakai selang berlubang berukuran kecil di sela-sela tanaman cabai. Sehingga, penggunaan air akan diterapkan sesuai kebutuhan tanaman masing-masing.

Ketua Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman, Inoki Azmi Purnomo mengatakan, penerapan metode ini mampu meningkatkan produksi cabai. Selain itu, dapat mengoptimalkan biaya produksi karena penggunaan air minim.

"Produksi kita meningkat dari awalnya 7,6 ton per hektare menjadi 8,8 ton per hektare," kata Inoki, Kamis (8/4).

Peresmian inovasi yang diinisiasi Bank Indonesia ini ditandai penanaman cabai oleh Bupati dan Wakil Bupati Sleman. Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Miyono menuturkan, inovasi tersebut merupakan wujud dukungan atas ketahanan pangan.

Tahun ini, penerapan irigasi tetes cabai di Sleman akan dilakukan untuk 20 hektare lahan. Selain menjaga stok cabai, ia berharap inovasi ini mewujudkan stabilitas moneter lewat pengendalian inflasi dari sisi pasokan.

"BI selalu berusaha untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi dan mengurangi tekanan inflasi kepada produk komoditas bahan pokok, dalam hal ini cabai," ujarnya.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo berharap, keberadaan demplot itu memberikan contoh bagi petani untuk menerapkan teknologi tepat guna. Lalu, kehadiran teknologi ini mampu mendorong generasi milenial terjun ke dunia pertanian.

Kustini menilai, keberadaan demplot turut mendiseminasikan teknologi budidaya ramah lingkungan kepada petani cabai agar mendapatkan pemahaman. Sehingga, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan teknologi irigasi tetes.

Selain itu, ia merasa, yang tidak kalah pentingnya dengan sistem irigasi tetes ini jumlah kebutuhan air akan disesuaikan jenis dan umur tanaman. Kondisi itu mengoptimalkan biaya produksi agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal.

"Dengan bisa meminimalkan biaya penanaman, harapannya agar petani Sleman semakin makmur," kata Kustini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement