Kamis 08 Apr 2021 10:20 WIB

IMF Turunkan Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,3 Persen

Ekonomi Indonesia direvisi menjadi 4,3 persen pada tahun ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/4). Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen pada tahun ini.
Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/4). Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen pada tahun ini. Angka tersebut menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 4,8 persen.

Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF, Gita Gopinath, mengatakan, mobilitas masyarakat yang sempat tertahan berangsur mulai meningkat, tetapi peningkatan ini terus mendapatkan pengawasan dari seluruh wilayah. Selain itu, pemulihan ekonomi di global juga didorong stimulus fiskal tambahan yang digelontorkan berbagai negara, utamanya Amerika Serikat, sehingga mendorong meningkatnya prospek pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga

"Di tengah ketidakpastian akibat pandemi, jalan keluar dari krisis ekonomi dan kesehatan ini semakin terlihat. Berkat para ilmuwan, ratusan juta orang sedang divaksinasi dan ini akan memberikan energi bagi pemulihan ekonomi di banyak negara tahun ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/4).

Proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun ini juga lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN-5, yakni Indonesia Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Adapun lembaga moneter global tersebut memprediksi kawasan ini bisa tumbuh 4,9 persen.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan ini terjadi di Filipina, yang diprediksi bisa tumbuh 6,9 persen pada 2021. Peringkat kedua di kawasan ASEAN-5 adalah Vietnam dan Malaysia yang sama-sama diprediksi bisa tumbuh 6,5 persen. Sementara, proyeksi pertumbuhan ekonomi terendah di kawasan ini terjadi di Thailand yang hanya tumbuh kisaran 2,6 persen.

Revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia justru berbanding terbalik dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh enam persen, naik dari proyeksi Januari 2021 sebesar 5,5 persen.

Baca juga : Proyeksi IMF Turun, Pemerintah Optimistis Tumbuh 5,3 Persen

IMF menegaskan, peningkatan proyeksi pertumbuhan global pada tahun ini dan tahun depan digerakkan oleh negara maju, terutama Amerika Serikat yang diproyeksi tumbuh 6,4 persen tahun ini sejalan dengan tambahan stimulus fiskal yang digelontorkan. 

IMF juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,8 persen pada 2022. Padahal, sebelumnya perekonomian domestik diproyeksi dapat melesat hingga enam persen pada tahun depan.

Selain AS, negara diproyeksi tumbuh kencang adalah China, yang diperkirakan tumbuh 8,4 persen pada tahun ini. Ekonomi China juga dinilai akan pulih lebih cepat seperti sebelum terjadinya pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement