Rabu 07 Apr 2021 19:35 WIB

Menlu Rusia Kunjungi Pakistan Bahas Perdamaian Afghanistan

Pakistan dan Rusia sepakat untuk mendorong stabilitas dan perdamaian di Afghanistan.

Sergei Lavrov (kiri)
Foto: EPA/Igor Kupljenik
Sergei Lavrov (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu mitranya dari Pakistan di Islamabad, Rabu. Keduanya membicarakan proses perdamaian Afghanistan yang mandek. 

Kunjungan itu pertama kalinya dilakukan oleh seorang menlu Rusia dalam sembilan tahun terakhir, dan terjadi di saat sensitif bagi Afghanistan karena pembicaraan damai hanya mencatat kemajuan kecil.  Sementara Amerika Serikat (AS) telah menetapkan tenggat waktu untuk menarik pasukannya dari negara itu.

Baca Juga

"(Pakistan dan Rusia) berbagi posisi yang sama dalam beberapa isu ... termasuk perdamaian dan stabilitas di Afghanistan," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmoud Qureshi di Twitter setelah pertemuan mereka.

Kedua menteri juga membahas hubungan ekonomi, energi, dan kerja sama kontra terorisme, dan kemajuan proyek pipa gas besar. Lavrov juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Imran Khan.

Pada 1980-an, Pakistan dan AS adalah pendukung utama pejuang Islam yang berperang menduduki pasukan Soviet di Afghanistan. Sekarang, Rusia prihatin tentang ketidakstabilan Afghanistan yang meluas ke Asia tengah karena AS berusaha melepaskan diri dari perang di Afghanistan melawan Taliban.

Rusia menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang Afghanistan di Moskow bulan lalu. Para peserta, termasuk AS, China dan Pakistan, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pihak Afghanistan yang bertikai untuk mencapai kesepakatan damai dan menahan kekerasan.

"Perhatian bersama (kami) adalah situasi di Afghanistan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan pada Rabu, tentang kunjungan Lavrov ke Pakistan.

"Kami menantikan temuan awal dari solusi konstruktif untuk mengakhiri perang saudara di Republik Islam Afghanistan melalui kesepakatan tentang pembentukan pemerintahan inklusif dengan partisipasi gerakan Taliban," demikian keterangan tersebut.

AS menandatangani perjanjian dengan Taliban tahun lalu yang mengizinkannya untuk menarik pasukannya dengan imbalan jaminan Taliban untuk mencegah terorisme internasional. Namun pertempuran antara pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan Taliban masih berkecamuk.

Berdasarkan kesepakatan, tenggat waktu penarikan pasukan AS pada 1 Mei. Namun Presiden AS Joe Biden mengatakan tenggat waktu itu akan sulit dipenuhi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement